BERITA UTAMAMIMIKA

Upaya Proaktif Freeport Indonesia Rehabilitasi Mangrove Demi Melindungi Kawasan Pesisir

266
×

Upaya Proaktif Freeport Indonesia Rehabilitasi Mangrove Demi Melindungi Kawasan Pesisir

Share this article
09d4dc5e ca1b 44ea 8759 85aa3883dc00
Peluncuran Buku ‘Mangrove di Mimika’ secara simbolis dilakukan oleh (kiri-kanan) Wakil Dekan II Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan UNDIP Prof. Aristi Dian, VP Environmental PTFI Gesang Setyadi, Dirjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro.

Timika, fajarpapua.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) berpartisipasi dalam Seminar Nasional bertajuk “Perlindungan Kawasan Pesisir Melalui Restorasi Mangrove” yang diselenggarakan di Auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP), pada Senin 23 September 2024. 

Mangrove memainkan peran penting dalam menopang rantai kehidupan kawasan pesisir,  meminimalisir terjadinya sedimentasi serta memitigasi perubahan iklim. 

Sejak tahun 2004, PTFI melaksanakan program rehabilitasi mangrove di Mimika yang seluas 8.000 Ha, dan di sejumlah provinsi lain di Indonesia seluas 2.000 Ha bekerjasama dengan KLHK, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan beberapa universitas di Indonesia. Hingga 2024, total kawasan penanaman mangrove PTFI telah mencapai 1.100 Ha. 

Hadir sebagai panelis pada seminar ini yaitu Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro, Vice President Environmental PT Freeport Indonesia Gesang Setyadi, Prof. Denny Nugroho Sugianto, dan Dr. Rudhi Pribadi dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Sekitar 260 mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas di UNDIP serta universitas di sekitarnya, hadir dalam kegiatan ini. 

Dirjen PPKL Sigit Reliantoro menegaskan dalam melakukan restorasi mangrove, terdapat faktor yang cukup kompleks sehingga pelaksanaannya harus melalui perencanaan yang matang.  

“Diawali dengan studi dari berbagai aspek serta perencanaan yang cukup matang maka  keberhasilan restorasi mangrove cukup tinggi,” ujarnya.  

Sementara Vice President Environmental PTFI Gesang Setyadi mengatakan dalam program rehabilitasi mangrove di Muara Ajkwa, Kabupaten Mimika, PTFI melibatkan 20 kontraktor lokal Papua untuk membangun struktur muara (estuary structure). Kedepannya keberadaan hutan mangrove ini  diharapkan memberikan manfaat untuk masyarakat lokal berupa jasa ekosistem mangrove yang meliputi fisik, ekologi dan sosial ekonomi. 

Pelibatan masyarakat lokal sangat penting untuk mendukung keberhasilan program rehabilitasi mangrove yang dilakukan PTFI. 

“Kami mendorong upaya pemberdayaan masyarakat untuk melindungi wilayah pesisir demi menjamin kelestarian alam di masa mendatang yang akan memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Suku Kamoro yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan. Rehabilitasi mangrove ini sebagai upaya perusahaan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 30 persen di tahun 2030,” kata Gesang. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *