Timika, fajarpapua.com – TPNPB OPM mengklaim bertanggung jawab atas penembakan dan pembunuhan terhadap seorang tukang sensor (chainsaw) di Intan Jaya pada Sabtu, 2 November 2024 kemarin.
Pernyataan tersebut disampaikan Jubir TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam siaran pers Minggu (3/11) pagi.
Ia menyatakan penembakan tersebut sebagai bentuk penolakan transmigrasi yang akan dikirim Presiden Prabowo ke Papua.
“Kami siap tembak mati semua warga transmigrasi sebab dimata TPNPB itu sebagai agen TNI/POLRI atau milisi,” katanya.
Ia juga mengklaim dihari yang sama aparat keamanan juga telah menembak mati seorang warga pribumi yang sedang dalam perjalanan dari Kampung Titigi tujuan Kampung Bulapa. Penembakan tersebut terjadi dari Pos Militer Indonesia di Kampung Titigi dengan menggunakan sniper.
“Korban meninggal dunia dari jarak lebih dari 3 kilometer dan penembakan warga pribumi tersebut dilakukan karena terjadinya kontak senjata antara TPNPB OPM dan aparat keamanan di Pusat Kota Sugapa,” ujarnya.
Sebby mengungkapkan, kontak tembak yang terjadi antara TPNPB dan aparat keamanan di pusat Kota Sugapa pada hari Sabtu, 2 November 2024 sejak pukul 08.30 WIT.
“Kami TPNPB Kodap VIII Intan Jaya bertanggung jawab dan penyerangan tersebut sebagai bentuk penolakan Pilkada dan semua sistem perintahanan diatas tanah Papua,” ungkapnya.
Sebby meminta agar aparat keamanan tidak menjadikan sekolah sebagai pos Militer dan segera keluar dari wilayah sipil yang sedang mendirikan pos-pos di samping rumah-rumah warga.
“Sekolah-sekolah dan rumah warga dijadikan pos militer itu segera dihentikan dan kembalikan kepada pemiliknya,” katanya.
Sebby menambahkan, perang yang sedang terjadi di tanah Papua antara TPNPB dan aparat keamanan sebagai solusi penyelesaian persoalan sejarah dan politik Papua Merdeka.
“Maka, pemerintah jangan main sebab kami akan tembak mati pasukan aparat kemanan lebih banyak lagi jika pemerintah tidak menyelesaikan akar persoalan konflik di tanah Papua melalui perundingan yang difasilitasi oleh pihak yang netral,” ujarnya.(red)