Timika, fajarpapua.com – Tokoh Suku Kamoro Kabupaten Mimika, Marianus Maknaipeku meminta agar pembangunan pabrik keramik dan semen di Jalan Trans Nabire agar melalui kajian ilmiah dan perencanaan yang matang terkait dampak terhadap masyarakat setempat.
“Harus dikaji dulu secara ilmiah jangan langsung-langsung, semua harus dipikirkan dampak kerugian dan keuntungannya baik untuk manusianya maupun alamnya,” kata Marianus, Sabtu (4/1).
Ia mengungkapkan, selain kajian ilmiah juga harus berkoordinasi dengan lembaga adat selaku perwakilan dari masyarakat pemilik wilayah adat. Pasalnya hutan dan laut merupakan ibu dari masyarakat adat.
“Karena lembaga adat itu melindungi manusianya, tanah dan wilayah adatnya. Jadi harus dibicarakan dengan masyarakat adat. Apalagi di gereja-gereja sudah disampaikan bahwa tanah adalah mama jadi harus meminta ijin dulu dengan lembaga adat,” ungkap Wakil Ketua III Lemasko tersebut.
Menurutnya investasi tersebut sangat baik seperti meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja, tetapi jangan sampai mengorbankan masyarakat pemilik hak ulayat.
“Memang untuk pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja tapi harus dibuat dengan baik dengan dudukkan semua pihak kita bahas secara ilmiah secara bersama-sama. Tapi kalau mau masuk-masuk sembarang kami lembaga adat tolak dan tidak bisa,” tuturnya.
Marianus menambahkan jika material yang diambil di Mimika seperti tailing dan kemudian diproduksi diluar Timika silahkan. Tapi untuk membangun pabrik di Mimika harus melibatkan masyarakat dan lembaga adat.
“Jika mau ambil tailingnya dan diolah di tempat lain silahkan. Seperti tailingnya diambil dari Mimika terus diolah di pabrik di Nabire silahkan. Tapi kalau diam-diam buat pabrik di Mimika kami tolak,”ujarnya.(ron)