Timika, fajarpapua.com – Program kerja sama pembinaan pelajar penerima beasiswa Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia melakukan kunjungan ke salah satu mitra SMA Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) Teruna Bakti Waena, Kota Jayapura, Senin (10/2).
Feri Magai Uamang selaku Wakil Direktur Bidang Perencanaan Program YPMAK didampingi Hendhaotje Watory, Wakil Direktur Bidang Pemantauan dan Evaluasi Program serta Billy Korwa, Deputy Program dan Pjs. Kepala Divisi Pendidikan melakukan pertemuan dengan Kepala Sekolah SMA, Cornelia Ragainaga dan juga Leonila Rahandity guru pendamping pembina pelajar penerima beasiswa.
Hendhaotje Watory selaku Wakil Direktur Bidang Pemantauan dan Evaluasi Program mengatakan pertemuan dengan pihak mitra SMA YPPK Teruna Bakti Waena Kota Jayapura selain memperkenalkan kepengurusan baru YPMAK juga membahas bagaimana kelanjutan dari program kerja sama ini. Pasalnya, lanjut dia, selama ini pelajar penerima beasiswa YPMAK lebih banyak dikirim ke SMA di Manado dan Pulau Jawa.
“Namun pada 2023 lalu dikirim juga pelajar belajar ke SMA di Papua dan SMA Teruna Bakti menjadi salah satu yang menjadi mitra,” katanya seraya menambahkan pendidikan utama bagaimana meningkatkan karakter dan mental anak selama belajar mandiri serta adaptasi dengan lingkungannya.
Dikatakan, YPMAK pertama kali mengirim 38 anak dari Timika ke SMA Teruna Bakti pada 2023 lalu dan kini sembilan pelajar yang bersekolah terdiri dari tiga perempuan dan enam laki-laki, sementara yang lainnya pindah ke SMA Advent Doyo Baru, Kabupaten Jayapura.
“Kami tertarik kerja sama dengan mitra SMA Teruna Bakti karena salah satu sekolah unggulan dan tertua serta melahirkan banyak pemimpin di Papua,” kata Watory.
YPMAK sangat berharap agar para pelajar yang dididik di sekolah Teruna Bhakti bisa memperoleh pendidikan akademik yang baik agar punya karakter yang kuat dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA YPPK Teruna Bakti, Cornelia Ragainaga mengatakan kendala awal dalam program mitra dengan YPMAK kurangnya sosialisasi. Namun dia berharap ke depan program dengan mitra YPMAK bisa berlanjut karena dalam pendidikan yang dilakukan di sekolah terutama program pendidikan bahasa Inggris, Jerman dan Jepang. Apalagi, lanjut dia, dalam program bahasa Jepang ada murid-murid didikannya punya peluang ke Jepang.
Selain itu anak anak didiknya juga diberikan materi Karya Tulis siswa sebelum penamatan sebagai syarat untuk kelulusan.
“Oleh karena itu kami bekerja sama dengan pihak perguruan tinggi Uncen untuk membina dan meningkatkan kemampuan membuat karya tulis saat mereka duduk di Kelas XII jelang penamatan studi,” katanya seraya menambahkan sangat membutuhkan pendampingan dalam membuat model pelaporan keuangan agar bisa memahami pelaporan dari YPMAK.
Pihak YPMAK juga datang dengan tim keuangan sehingga bisa mendampingi dan melakukan monitoring soal pelaporan setiap anak di sekolah.
Hal senada juga dikatakan guru pendamping dan Pembina, Leonila Rahandity yang juga mengurus asrama bagi para pelajar penerima bea
siswa YPMAK.
Salah seorang murid yang belajar dan tinggal di Asrama milik SMA Teruna Bhakti yang kini duduk di kelas XI, Kerinus Kelabetme mengaku sangat bersyukur mendapat beasiswa dan bisa tinggal dengan aman tanpa kendala.
“Semuanya sudah terpenuhi meski tanpa orang tua di sini dan rasa aman membuat kami konsentrasi untuk belajar,” kata Kelabetme yang hobbynya bermain sepak bola.
Begitupula dengan siswi kelas XI Ema Belauw juga mengaku senang dan sudah merasa aman belajar di asrama putri di damping suster/biarawati.
“Saya memang alumni Sekolah Asrama Papua di Timika yang semuanya tersedia dan sekarang di sini harus mandiri,” katanya.(ron)