Nabire, fajarpapua.com — Pasca serangan terhadap rombongan Kapolda Papua Tengah Brigjen Alfred Papare oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Aibon Kogoya, situasi keamanan di jalur Trans Papua wilayah Nabire–Dogiyai–Deiyai–Paniai semakin tegang.
Kelompok pimpinan Aibon Kogoya kini dikabarkan mewajibkan pengendara mobil untuk membuka kaca saat melintas di jalur tersebut.
Informasi tersebut beredar melalui media sosial sejak Minggu (20/10). Dalam unggahan itu disebutkan Aibon Kogoya bersama kelompoknya turun ke Jalan Trans Papua dan melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan yang melintas.
Kelompok ini juga menyerukan agar seluruh pengguna mobil di wilayah Nabire, Dogiyai, Deiyai, dan Paniai selalu membuka jendela kendaraan agar dapat terlihat dari luar.
Sebelumnya, pada Jumat (17/10), rombongan Kapolda Papua Tengah diserang saat hendak meninjau lokasi penembakan warga sipil di Distrik Nabire Barat.
Dalam insiden tersebut, empat anggota polisi mengalami luka akibat tembakan. Penyerangan itu diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Aibon Kogoya.
Kapolres Nabire AKBP Samuel D. Tatiratu sebelumnya juga memimpin evakuasi ratusan warga dari jalur rawan pasca serangan tersebut.
Sedikitnya 362 warga dievakuasi ke tempat aman untuk menghindari potensi serangan susulan.
Hingga saat ini, aparat keamanan masih melakukan patroli dan penjagaan ketat di sepanjang jalur Trans Nabire–Paniai guna memastikan keamanan masyarakat.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan.
Sementara itu, himbauan dari kelompok Aibon Kogoya untuk membuka kaca mobil dinilai aparat sebagai bentuk intimidasi terhadap pengguna jalan. Aparat meminta masyarakat tidak terpancing dan tetap berkoordinasi dengan pihak keamanan jika harus melintas di jalur tersebut. (red)
