Jayapura, fajarpapua.com — Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah X Merauke menggelar sosialisasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan pembahasan Local Operation Coordination Agreement (LOCA) bersama pemerintah daerah dan para operator penerbangan di wilayah kerjanya, Senin (27/10).
Kegiatan yang berlangsung di Jayapura ini dihadiri oleh Bupati Jayapura, Yunus Wonda, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke, Rasburhany Umar, serta perwakilan dari berbagai bandara dan maskapai penerbangan di Papua.
Kepala OBU Wilayah X Merauke, Rasburhany Umar, menjelaskan sosialisasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman bersama seluruh pemangku kepentingan terkait pentingnya menjaga keselamatan penerbangan, terutama dalam pengawasan pembangunan di sekitar area bandara.
“Kami mengingatkan bahwa kawasan operasi penerbangan merupakan zona vital yang harus bebas dari gangguan, termasuk pembangunan gedung tinggi. Karena itu, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar setiap rencana pembangunan di sekitar bandara sesuai dengan ketentuan keselamatan,” ujar Rasburhany.
Ia menambahkan, pihaknya memiliki wilayah kerja yang mencakup 34 bandara di Papua, sehingga koordinasi dengan pemerintah daerah menjadi hal yang sangat penting.
“Setiap ada rencana pembangunan di sekitar kawasan operasi penerbangan, kami akan melakukan pengukuran dan penentuan ketinggian bangunan agar tidak mengganggu jalur penerbangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rasburhany menyebutkan bahwa OBU Wilayah X Merauke bersama pemerintah daerah akan menindaklanjuti hasil sosialisasi ini dengan menyusun perjanjian kerja sama pengawasan pembangunan di kawasan bandara.
“Melalui kerja sama ini, apabila ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan keselamatan kawasan bandara, maka pihak terkait dapat dikenai sanksi sesuai aturan,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Jayapura, Yunus Wonda, mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menilai sosialisasi keselamatan penerbangan sangat penting agar pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan perencanaan pembangunan di sekitar bandara.
“Perumahan atau bangunan yang didirikan di dekat bandara harus memperhatikan batas kawasan penerbangan. Saat pesawat take off maupun landing, jangan sampai terganggu oleh bangunan tinggi, pepohonan, atau aktivitas masyarakat,” ujar Yunus Wonda.
Ia berharap sosialisasi seperti ini dapat terus dilakukan agar seluruh pihak memiliki pemahaman yang sama dalam menjaga keselamatan penerbangan di Papua dan sekitarnya.
(hsb)
