Jayapura, fajarpapua.com – Kuota haji tahun 2026 untuk empat provinsi di Tanah Papua mengalami penurunan signifikan dari 1.076 jamaah menjadi 933 jamaah.
Penurunan ini terjadi seiring diterapkannya kebijakan baru Kementerian Agama RI terkait sistem pembagian kuota berdasarkan daftar tunggu (waiting list) dan jumlah penduduk muslim.
Kepala Bidang Haji dan Bimbingan Masyarakat Islam Kanwil Kemenag Papua, Musa Narwawan, menjelaskan bahwa kebijakan baru tersebut berdampak langsung pada kuota pemberangkatan haji di wilayah Papua.
“Kuota haji tahun 2026 untuk empat provinsi di Papua—yakni Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan—sebanyak 933 jamaah. Ada penurunan 143 jamaah dari tahun lalu yang berjumlah 1.076 jamaah,” kata Musa Narwawan, Kamis (20/11).
Ia merinci, dari total kuota tersebut, sebanyak 878 jamaah merupakan jamaah reguler, 47 jamaah haji lansia, serta 3 orang dari kelompok bimbingan ibadah haji. Selain itu, terdapat pula kuota untuk petugas haji daerah sebanyak 5 orang.
Menurut Musa, penurunan kuota ini merupakan dampak dari penerapan formula nasional yang menghitung kuota berdasarkan panjangnya masa tunggu dan komposisi penduduk muslim di setiap daerah.
“Pemberangkatan haji tahun 2026 mengikuti rumus waiting list secara nasional, yaitu rata-rata masa tunggu 26 tahun dari Sabang sampai Merauke. Papua mendapat 933 jamaah dan ini bentuk pemerataan bagi seluruh jamaah haji di Indonesia,” ujarnya.
Musa juga menyampaikan bahwa biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) tahun 2026 ditetapkan sebesar Rp54 juta, atau turun Rp2 juta dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp56 juta.
Ia mengimbau calon jamaah haji untuk mulai mempersiapkan kondisi fisik dan kesehatan sejak dini agar seluruh rangkaian ibadah dapat dijalankan dengan baik.
“Kami berharap jamaah mempersiapkan diri sebaik mungkin, sehingga semuanya dapat berangkat dalam keadaan sehat dan pulang dengan selamat,” pungkasnya.(hsb)