Jayapura, fajarpapua.com – Koordinator Jaringan Damai Regional Papua 2 (JDRP2), Selpius Bobii, merilis surat terbuka yang ditujukan kepada Gubernur Papua Tengah, DPR Papua Tengah, MRP Papua Tengah, Pemda Deiyai, Dogiyai dan Mimika. Dalam surat tertanggal 25 November 2025 itu, Selpius mendesak pemerintah segera menangani konflik berdarah yang kembali pecah di Kapiraya.
Dikatakan, konflik terjadi melibatkan warga Kampung Wakia dan warga Kampung Mogodagi. Situasi disebut semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Ia memaparkan, dua kejadian utama yang menjadi laporan lapangan: Pertama, beberapa hari sebelumnya warga Kampung Wakia melakukan penyerangan terhadap warga Kampung Mogodagi yang mengakibatkan sejumlah korban luka di pihak Mogodagi.
Kedua, pada 24 November 2025, kelompok warga Kampung Wakia kembali melakukan serangan ke Mogodagi. Akibat kejadian itu beberapa warga Mogodagi mengalami luka, satu warga ditikam lalu dibakar bersama rumahnya, dan sejumlah rumah lainnya juga ikut dibakar.
Saat dikonfirmasi fajarpapua.com, Selpius mengatakan, penyebab konflik berkaitan dengan belum jelasnya tapal batas antara suku Mee dan suku Komoro (Deiyai dan Kamoro), termasuk perebutan lahan tambang emas di wilayah Kapiraya.
Ia meminta pemerintah daerah dan pemerintah provinsi mengambil langkah cepat melalui empat poin solusi:
- Segera mendamaikan konflik berdarah di Kapiraya.
- Menangkap para pelaku dan memproses mereka sesuai hukum.
- Menetapkan batas wilayah antara suku Komoro dan Mee.
- Menentukan batas administrasi antara Pemda Deiyai, Dogiyai dan Mimika.
Ia berharap pemerintah dapat segera merespons agar konflik tidak meluas dan korban tidak terus bertambah.
Menurutnya, sengketa tapal batas di Distrik Kapiraya, Kabupaten Deiyai pecah pada Senin, 24 November 2025, mengakibatkan seorang warga tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka serius.
Korban meninggal dunia diketahui bernama Neles Peuki, yang ditemukan tewas di lokasi kejadian dengan kondisi jasad yang dibakar. Sementara itu, Nelius Peuki dilaporkan kritis akibat terkena panah dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RS Madi.
Selain Nelius Peuki, beberapa warga lainnya juga mengalami luka-luka dan sedang mendapatkan perawatan medis. Berikut adalah daftar nama korban yang berhasil diidentifikasi:
1. Nelius Peuki (luka panah, kritis, dirawat di RS Madi)
2. Isak Anouw (luka parang, dirawat di RS Madi)
3. Neles Peuki (meninggal dunia, jasad dibakar)
4. Menase Dimi (luka panah, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
5. Aten Anouw (luka kartapel di kepala, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
6. Yulianus Goo (luka kartapel di kepala, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
7. Yulian Goo (luka kartapel di kepala, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi).(red)
