Jayapura, fajarpapua.com – Gubernur Papua Matius Fakiri mengatakan, stok kebutuhan bahan pokok dalam kondisi tersedia dan aman menjelang Natal 2025, Tahun Baru 2026 sampai memasuki bulan puasa Februari 2026.
Ia mengatakan, dari hasil pengecekan bahan pokok di sejumlah pusat distribusi Hypermart dan Saga, stok kebutuhan pokok dinilai cukup hingga akhir tahun, bahkan diproyeksikan aman sampai Februari 2026.
“Saya sudah lihat sendiri stok yang ada di Hypermart dan toko Saga. Semua kebutuhan pokok masyarakat tercukupi, dan ketersediaannya dapat bertahan hingga akhir tahun. Dari laporan distributor ritel pasokan sudah siap untuk kebutuhan masyarakat sampai bulan puasa di Februari nanti,” ujar Gubernur Fakiri saat melakukan Sidak TPID dalam rangka Implementasi Pengendalian Harga Menjelang HBKN Nataru di ritel Kota Jayapura, Jumat (5/12/2025).
Gubernur menyampaikan, kestabilan stok menjadi kunci untuk menjaga harga tetap terkendali menjelang periode konsumsi tinggi. Seluruh distributor diminta bekerja terkoordinasi dan tidak menunda pengiriman barang ke toko-toko, terutama saat perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru.
“Kita tidak boleh lengah. Jika terjadi kekurangan, harga pasti naik dan akan menyulitkan masyarakat. Kondisi ekonomi kita sedang tidak mudah. Karena itu, distributor harus menjaga suplai tetap stabil dari gudang hingga ke tingkat pengecer,” katanya.
Fakiri mengingatkan agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan di momen sensitif seperti Natal dan Tahun Baru. Masyarakat Papua memiliki kedekatan kuat dengan perayaan Natal sehingga ketidakstabilan pasokan sangat berdampak.
“Masyarakat Papua sangat serius menyambut Natal. Karena itu saya ingatkan tegas: jangan ada yang mencoba-coba memainkan harga. Saya minta semua distributor termasuk toko-toko kecil di bawahnya menjaga harga sesuai ketentuan. Kita harus melayani masyarakat, bukan membebani mereka,” kata Gubernur.
Sementara General Manager Saga yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Haris Manuputty mengatakan, Saga Group di sejumlah area Kota Jayapura sudah mengantisipasi kemungkinan kelangkaan barang.
Katanya, kekurangan pasokan biasanya berujung pada kenaikan harga yang dapat membebani masyarakat, terutama ditengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
“Kami berharap tidak terjadi kekurangan. Kalau stok menipis, harga bisa naik dan itu tentu menyulitkan masyarakat. Apalagi saat ini secara nasional juga sedang dilakukan penghematan, sehingga kami perlu memastikan distribusi tetap stabil,” katanya.
Haris mengatakan, penting menjaga pola distribusi dari gudang hingga ke tingkat toko. Jika ada gejolak atau potensi keterlambatan suplai, pihaknya meminta agar segera dilaporkan untuk diatasi lebih cepat.
Ia juga menyebut sudah menyiapkan skema antisipasi menghadapi kendala logistik pada Januari. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, keterlambatan ekspedisi dan kelangkaan kontainer sering terjadi setelah libur panjang.
“Pada Januari biasanya terjadi hambatan ekspedisi dan kontainer. Setelah itu ada perayaan Imlek, lalu masuk ke bulan puasa. Semua ini harus kami persiapkan dari jauh hari agar kebutuhan masyarakat Papua tetap terpenuhi,” jelasnya.
Pemasok di Surabaya dan Jakarta baru akan kembali beroperasi normal sekitar 15–20 Januari sehingga distributor di Papua diminta menyusun strategi pasokan sejak dini agar tidak terjadi kekosongan barang.
“Kami para pengusaha harus memikirkan strategi pasokan yang matang agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dari Natal, Tahun Baru, Imlek sampai Puasa,” katanya.
Setelah pengecekan di ritel modern, tim bergerak menuju gudang-gudang distributor untuk memastikan harga dan ketersediaan barang tetap terkendali.
Dengan pengamanan stok dan langkah kehati-hatian menjelang puncak konsumsi akhir tahun, Pemerintah Provinsi Papua bersama distributor berharap tidak ada gangguan pasokan maupun lonjakan harga di pasaran (hsb)
