Timika, fajarpapua.com – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Mimika menggelar pelatihan Public Speaking bagi pengurus PKK Mimika yang dilaksanakan Minggu (14/12/2025) di Grand Tembaga Hotel.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber Meyrinda Tobing yang membawakan materi etika dan leadership dalam berorganisasi. Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas pengurus PKK dalam membangun citra organisasi yang solid dan berdaya saing.
Dalam pemaparannya, Meyrinda mengatakan, ketika branding sudah baik dan melekat maka akan mudah dikenali.
“Termasuk ibu-ibu yang ada di sini adalah brand ambassador PKK Mimika. Dari apa yang terlihat, bagaimana berucap, bersikap, cara berjalan hingga cara duduk semuanya mencerminkan organisasi,” katanya.
Ia menjelaskan, membangun organisasi yang solid dimulai dari pemahaman tentang etika dan kepemimpinan yang baik. Dalam konteks organisasi seperti PKK, setiap anggota memiliki peran penting untuk menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan produktif.
Etika berorganisasi, lanjutnya, bukan sekadar aturan formal, melainkan fondasi agar setiap interaksi menjadi bermakna dan konstruktif.
Meyrinda juga mengambil analogi balapan mobil, di mana dalam satu tim ada yang bertugas menangani dongkrak, melepas ban, hingga menghitung waktu, karena hanya diperlukan beberapa detik untuk menyiapkan mobil sebelum balapan.
“Apa hubungannya dengan PKK? Kita harus bertanggung jawab dengan tupoksi masing-masing dan tidak perlu improvisasi kalau justru membuat kacau. Kuncinya kerjasama, tanggung jawab dan kekompakan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, di dalam PKK harus ada visi yang sama agar program yang dijalankan dapat berkembang, dikenal luas dan memiliki branding yang kuat.
Adapun tiga prinsip inti dalam berorganisasi yang ditekankan yakni etika sikap, etika berbicara dan etika bertindak. Etika sikap, menurutnya, tercermin dari kemampuan menghormati pimpinan atau atasan di dalam organisasi.
“Meskipun pemimpin tidak selalu soal jabatan. Ada juga yang tidak memiliki jabatan namun secara natural mempunyai leadership dan menjadi pemimpin. Bagaimana kita bisa menjalankan tim jika tidak saling menghormati,” ujarnya.
Sementara itu, etika berbicara menuntut kemampuan menempatkan diri saat berkomunikasi dengan atasan, sesama level maupun dengan bawahan.
“Semuanya membutuhkan satu hal yakni frekuensi atau kesamaan, baik dari intonasi maupun kecepatan berbicara,” imbuhnya.
Untuk etika bertindak, Meyrinda menekankan kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.
“Prinsip dasarnya, setiap orang punya tugas masing-masing. Tidak ada yang paling penting atau paling superior, semuanya penting dan saling melengkapi. Karena itu, semua harus saling menghormati dan berkontribusi,” tandasnya.
Ia juga memaparkan beberapa hal penting dalam etika berorganisasi, diantaranya mendengarkan hingga selesai sebelum menanggapi, menggunakan bahasa yang membangun dan menginspirasi, menghargai struktur serta hierarki organisasi, serta menyampaikan kritik secara konstruktif.
“Leadership adalah pengaruh, bukan jabatan. Di organisasi, pemimpin bukan hanya yang duduk di depan, tetapi siapa pun yang sikap dan ucapannya memberi arah bagi yang lain,” tuturnya.
Meyrinda menyebutkan tiga pilar leadership yakni leadership diri, leadership komunikasi dan leadership keteladanan. Jabatan mungkin memberi otoritas, namun leadership sejati lahir dari kemampuan menginspirasi dan menggerakkan orang lain.
“Leadership penting agar program berjalan konsisten, anggota merasa dihargai, konflik dapat diselesaikan dengan baik dan organisasi dipercaya masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus PKK Mimika dari Pokja I Ny. Maria Kiloona mengaku senang mengikuti pelatihan Public Speaking tersebut karena menambah wawasan tentang etika berorganisasi dan leadership.
“Ini pengalaman yang menyenangkan karena mendapat ilmu dari narasumber yang berpengalaman. Semoga materi yang disampaikan bisa diterapkan agar PKK Mimika semakin baik kedepannya,” harapnya.
