Timika, fajarpapua.com – Pemerintah Kabupaten Mimika kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat di wilayah pedalaman.
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mimika, bantuan bencana nonalam disalurkan kepada masyarakat Distrik Jila pada Senin (22/12).
Penyaluran bantuan tersebut dilakukan sebagai upaya meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana nonalam serta keterbatasan akses terhadap kebutuhan pokok di wilayah pegunungan Kabupaten Mimika.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Mimika, Agustina Rahaded, mengatakan bantuan ini merupakan wujud kehadiran dan perhatian pemerintah daerah kepada masyarakat yang membutuhkan penanganan khusus.
“Pemerintah Kabupaten Mimika melalui BPBD menyalurkan bantuan ini untuk membantu meringankan beban masyarakat Distrik Jila. Kami berharap bantuan tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar warga,” ujar Agustina.
Ia menjelaskan, bantuan yang disalurkan berupa bahan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Adapun jenis bantuan tersebut meliputi beras 20 kilogram sebanyak 50 karung, mie instan 50 karton, minyak goreng kemasan 1 liter sebanyak 4 karton, gula pasir 1 kilogram sebanyak 3 karton, ikan kaleng 2 karton, kopi 1 karton, serta daun teh 1 karton.
Menurut Agustina, proses penyaluran bantuan ke Distrik Jila memerlukan perhatian khusus karena kondisi geografis yang cukup menantang.
Meski demikian, keterbatasan tersebut tidak menjadi penghalang bagi pemerintah daerah untuk memastikan bantuan dapat sampai kepada masyarakat.
“Kami tetap berupaya agar bantuan ini tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh warga yang membutuhkan, meskipun menghadapi berbagai kendala di lapangan,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Mimika Johannes Rettob dalam berbagai kesempatan telah menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan perhatian serius kepada masyarakat di wilayah pedalaman dan distrik terpencil.
Pemerintah memastikan seluruh warga Mimika memiliki hak yang sama dalam memperoleh pelayanan dan perlindungan.
“Pemerintah harus hadir sampai ke kampung-kampung. Masyarakat di pedalaman tidak boleh merasa ditinggalkan, terutama saat menghadapi kesulitan,” demikian pernyataan Bupati Rettob. (moa)
