BERITA UTAMAMIMIKApinpost

Kadistrik Tembagapura: Masyarakat Khawatir Banjir dan Longsor Susulan

pngtree vector tick icon png image 1025736
9
×

Kadistrik Tembagapura: Masyarakat Khawatir Banjir dan Longsor Susulan

Share this article
Foto longsor di Beanegogom Tsinga

Akibatnya masyarakat tidak bisa menyeberang dari Omponi menuju Anggigi.

Di Omponi terdapat sejumlah fasilitas publik seperti SDI Aroanop lengkap dengan perumahan guru serta fasilitas puskesmas pembantu dan Gereja Kingmi.

Selain di wilayah Aroanop, bencana tanah longsor dan banjir bandang juga menimpa Kampung Beanegogom di wilayah Tsinga.

“Hari Rabu (29/7) sempat terjadi longsor di belakang Kampung Beanegogom, tapi tidak sampai merusak bangunan rumah penduduk. Namun pada hari yang sama terjadi banjir besar di Sungai Maga menyebabkan Gedung SDI Tsinga, lapangan sekolah, perumahan guru dan honai laki-laki yang ada di pinggir sungai terkikis dengan kondisi yang mengkhawatirkan,” kata Thobias.

Banjir bandang itu juga memporakporandakan jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Beanegogom menuju kampung di seberang sungai.

Terkait kejadian itu, Kepala Distrik Tembagapura itu telah menyurati Departemen Govrel PTFI untuk meminta bantuan sarana transportasi helikopter agar bisa meninjau lokasi bencana baik yang ada di kawasan Aroanop maupun Tsinga.

“Kami sangat membutuhkan bantuan transportasi helikopter ke sana untuk mengirim petugas yang akan membantu mengevakuasi warga ke tempat yang lebih tinggi. Kami sangat mengharapkan kerja sama dan dukungan dari pihak perusahaan untuk bersama-sama kita membantu warga yang mengalami musibah baik di Aroanop maupun di Tsinga,” ujar Thobias.

Distrik Tembagapura sendiri mengalami kesulitan mendapatkan informasi dari masyarakat di dua wilayah itu menyangkut jumlah rumah penduduk yang rusak dan lainnya lantaran terkendala komunikasi.

Warga harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk bisa mendapatkan sinyal telepon agar bisa melaporkan situasi yang terjadi di kampung mereka.

“Sekarang ini masyarakat mengungsi ke hutan kalau malam hari karena khawatir terjadi longsor susulan,” kata Thobias.(ana/ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *