Timika, fajarpapua.com – Pergerakan pesawat yang masuk dan keluar di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, terus meningkat, apalagi menjelang Desember yang merupakan puncak musim liburan Natal dan Tahun Baru.
Kepala Cabang Pembantu Airnav Indonesia di Timika Andi Nurwansyah, Jumat, mengatakan saat ini pergerakan pesawat di Bandara Timika setiap hari rata-rata 100-120 kali.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi COVID-19 melanda Mimika, katanya, pergerakan pesawat di Bandara Timika setiap hari rata-rata lebih dari 130 kali.
“Sekarang memang belum sampai ke titik normal, tapi sudah mulai padat, apalagi nanti menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru tentu lebih padat lagi. Tahun lalu itu sangat padat, kami belum memastikan tahun ini apakah sepadat tahun lalu,” kata Andi.
Sejumlah maskapai penerbangan yang membuka rute penerbangan ke Timika terutama maskapai yang mengoperasikan pesawat berbadan lebar seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Sriwijaya Air, Airfast Indonesia maupun yang melayani rute intra Papua seperti Trigana Air dan Wings Air kini sudah mengajukan permintaan untuk setiap hari terbang ke Bandara Timika.
“Sudah ada informasi dari pihak airlines, Desember nanti mereka akan masuk setiap hari. Kalau sebelumnya terutama untuk rute-rute ke wilayah barat tidak setiap hari mereka masuk. Tentu ini akan mempengaruhi kesiapan di apron (tempat parkir pesawat), kami akan melakukan koordinasi terus dengan pihak pengelola bandara baik sisi utara maupun sisi selatan dan setiap perkembangannya akan kami laporkan ke pemerintah daerah,” jelas Andi.
Kepala Seksi Teknis Operasi, Keamanan dan Pelayanan Darurat UPBU Mozes Kilangin Timika, Anton Pasoro mengatakan tempat parkir pesawat sisi selatan Bandara Timika yang dikelola oleh UPBU Mozes Kilangin masih memungkinkan untuk bisa menampung beberapa pesawat yang masuk di bandara tersebut.
“Kami sudah mendesain tempat parkir pesawat di apron sisi selatan bisa ditempati lima pesawat ukuran boeing dan 12 pesawat tipe caravan, pilatus dan twin otter. Sekarang ini kami masih memberlakukan flexibel apron sehingga pesawat bisa parkir dimana saja sesuai arahan petugas pemandu, tapi kalau nanti sudah diatur maka tentu area yang akan digunakan terbatas sesuai dengan jumlah yang kami siapkan,” jelasnya.