PROGRAM pendidikan Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pada pekan ini secara bertubi-tubi mendapat goresan luka yang dalam.
Bagaimana tidak, luka demi luka mereka terima. Tidak hanya membuat harga diri yayasan terluka, tetapi juga meninggalkan duka yang mendalam bagi yayasan dan juga keluarga anak.
Luka pertama yang diterima YPMAK adalah informasi meninggalnya tiga mahasiswa penerima beasiswa yang mengenyam pendidikan di Salatiga, Jawa Tengah.
Ironisnya, ketiganya tewas usai menenggak minuman keras, Kamis (11/3) bersama tujuh rekan lainnya.
Ketiga korban meninggal, Rudolf Kelanangame, Marhono Wakerkwa dan Herman Kogoya, seluruhnya asal Timika dan merupakan peserta program biasiswa YPMAK kerjasama dengan Yayasan Binterbusih Salatiga.
Belum usai rasa sedih, duka dan amarah, muka YPMAK kembali ditampar dan dilukai dengan sangat dalam.
Bahkan luka kali ini tidak hanya membuat yayasan ini terduduk lesu, tetapi juga membuat nama dan harga diri program pendidikan berada pada titik terendah.
Ya… Akibat ulah tidak terpuji bahkan bisa dibilang biadab, 25 siswa sekolah dasar yang rata-rata berusia 5 hingga 7 tahun yang selama ini dibina YPMAK melalui program pendidikan Sekola Asrama Taruna Papua mendapat pelecehan seksual dan tindak kekerasan.
Sekali lagi. Ironisnya, terduga pelaku pelecehan seksual terhadap calon-calon generasi emas dilakukan oleh DFL yang notabene adalah orang yang dipercaya oleh YPMAK melalui mitranya untuk menjaga, mengawasi dan mungkin mengajari para korban.
Diakui atau tidak, kedua peristiwa tersebut diatas jelas menimbulkan sebuah pertanyaan dari khalayak terutama terkait lemahnya prosedur pengawasan dan prosedur asuh dalam program pendidikan di yayasan ini sehingga kedua peristiwa tersebut terjadi.
Namun demikian, kita semua tahu, program pendidikan yang menjadi salah satu dari tiga program utama yayasan ini sejak 2006 atau sejak masih bernama LPMAK melalui Biro Pendidikan mulai mengembangkan program beasiswa bagi anak-anak Suku Kamoro dan Amungme serta lima suku kekerabatan di Timika.