BERITA UTAMAMIMIKA

Sudah 11 Warga Manggarai Meninggal Dunia Terbawa Banjir, Pengurus KKBM Mimika Datangi Lokasi Dulang Mile 37

cropped cnthijau.png
9
×

Sudah 11 Warga Manggarai Meninggal Dunia Terbawa Banjir, Pengurus KKBM Mimika Datangi Lokasi Dulang Mile 37

Share this article
Ritual 'oke dara taa' dan pertemuan bersama warga Manggarai di areal dulang Mile 37.
Ritual 'oke dara taa' dan pertemuan bersama warga Manggarai di areal dulang Mile 37.

Timika, fajarpapua.com – Pengurus Kerukunan Keluarga Besar Manggarai (KKBM) Kabupaten Mimika, Kamis (16/9) mendatangi areal lokasi pendulangan di Mile 37.

Kedatangan para pengurus selain melakukan ritual “oke dara taa atau ritual buang sial”, sekaligus juga mengajak warga Manggarai agar berhati-hati dalam mencari nafkah. Sebab, nyawa lebih penting dari segenggam emas.

Dihadapan para pendulang yang hadir dalam acara tersebut, Ketua KKBM Kabupaten Mimika, Kristoforus Luruk menyatakan, sesuai ingatannya sudah 11 warga Manggarai yang meninggal dunia akibat terbawa banjir.

“Ini duka kita bersama, tapi ini harus dihentikan. Kami datang ke sini karena kalian warga kami, kami sayang kalian, mudah-mudahan kemarin kejadian terakhir yang kita alami, jangan lagi ada duka kedepan,” ungkap Kristoforus yang didampingi Wakil Ketua 2, Stefanus Ambing, Sekretaris Siprianus Madur serta tokoh pemuda Tadeus Jehuru dan Hubertus Rubin.

Dikatakan, yang paling menyedihkan bulan lalu seorang warga Manggarai, Ancis, meninggal dunia terbawa banjir. Belum genap 40 hari kematiannya, minggu lalu giliran seorang warga Manggarai lagi, Yurbanus, yang meninggal dunia terbawa banjir. Lokasi kejadian keduanya sama.

“Saya minta tolong kalian jaga keselamatan. Kalau lagi banjir besar jangan dulu turun ke lokasi dulang, tunggu redah dulu. Ingat, nyawa itu mahal, tidak bisa digantikan dengan emas,” ujarnya.

Selain itu Kristoforus menjelaskan seputar rencana pembangunan sekretariat KKBM mulai awal tahun 2022. Para pendulang akan dikenakan iuran sebesar Rp 10.000 perbulan.

“Supaya kalian kalau turun ke Timika ada tempat untuk berteduh, sekretariat ini menjadi rumah kita bersama, tempat kita bertukar pikiran, rapat, dan lain-lain,” bebernya.

Banyak pendulang yang hadir dalam rapat tersebut menyampaikan aspirasi terutama vaksinasi covid-19.

“Khusus pendulang Manggarai keseluruhan ada 2 ribu orang lebih. Kami minta petugas vaksin Pemda Mimika bisa bekerjasama dengan Freeport supaya kami pendulang bisa divaksin di sini,” harap seorang warga.

Sebelum pertemuan, digelar ritual oke darah taa yang dilakukan Tadeus Jehuru. Ritual dilakukan di pinggir kali Mile 37, tempat Yurbanus terseret arus hingga ditemukan meninggal dunia.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *