Timika, fajarpapua.com – Tim Basket Putri Bali sangat siap mengalahkan Tim Basket Putri Jawa Timur (Jatim) pada babak final pertandingan basket 5X5 PON XX Papua Tahun 2021.
Sempat tertinggal di dua quarter, tim Bali menang di pertandingan babak semifinal melawan Tim Basket Putri Sulawesi Selatan (Sulsel) melawan Bali, Kamis (7/10) di GOR Mimika Sport Complex (MSC) dengan skors akhir 53-41.
Pelatih Bali, Muflih Farhan dalam jumpa pers usai pertandingan mengatakan mimpi untuk mencetak sejarah menjadi yang terbaik di ajang basket putri akan dibuktikan pada perhelatan PON ini.
Setelah berhasil masuk semifinal, kemudian final, hanya akan ada adu strategi dan mental pemain di tengah lapangan. Meraih medali emas, kata dia adalah mimpi dari Bali yang masih dipandang sebelah mata.
Sampai di titik semifinal ini pun sebutnya, bukan tanpa perjuangan panjang. Anak-anak sudah mulai latihan sejak usia 12 tahun. Mereka selalu diikutsertakan dalam berbagai ajang pertandingan basket sampai tingkat nasional.
“Ini akan menjadi kebangkitan kita,
kami bikin sejarah karena rata-rata dari umur 12 tahun sudah latihan, ikut kejuaraan-kejuraan sampai nasional, sekarang kita bisa masuk final Alhamdulillah,” jelasnya.
Pada babak final melawan Jatim, kata Muflih, hanya akan ada adu strategi dan mental. Diberikan kesempatan sehari untuk istirahat, ia yakin bisa dimaksimalkan sehingga pada final nanti anak-anak bisa bermain dengan performa yang lebih baik.
Pemain Bali bernomor punggung 14, Ni Putu Eka Liana Febiananda juga mendukung apa yang diungkapkan pelatihnya. Ia berjanji akan menampilkan yang terbaik di babak final nanti.
Kata dia, Bali selama ini masih dipandang sebelah mata, dianggap tim lemah oleh tim basket lainnya yang sudah punya nama. Namun, lewat perhelatan PON ini ia mau membuktikan jika Bali juga bisa meraih bintang basket.
“Kita buktikan kita bisa, kita mau menang akhirnya kita mau kejar terus, ini demi Bali, pelatih kita mau menang ingin membuktikan kepada orang-orang yang remehkan kita,” tegasnya.
Sementara itu, pelatih Sulsel, Eddy Winarso mengatakan kekalahan melawan tim Bali dikarenakan awalnya anak-anak main cukup bagus di dua quarter, namun di quarter ketiga ada sedikit masalah.
Walaupun harus mengubur mimpi meraih medali emas, namun medali perunggu di babak final tetap ada. Dijadwalkan akan bertemu tim DKI Jakarta, Eddy mengaku anak-anak bisa lebih santai dan bermain tanpa beban.
“Anak-anak akan enjoy, maunya tidak ada beban, kita persiapan tetap seperti biasa, Tim DKI Jakarta sama seperti pemain lainnya. Semua imbang, kita berusaha bermain bagus,” ujarnya.
Pemain Sulsel nomor 9, Azizah Abas mengakui kekalahan timnya. Ini sebutnya, karena awalnya ia dan kawan-kawan bermain santai, dan berhasil memimpin di dua point. Namun ternyata kelengahan terjadi di quarter ketiga dan empat sehingga Bali menyusul.
Walaupun mengaku cukup kecewa, namun Azizah yakin di babak final nantinya melawan DKI Jakarta, ia akan tampil all out sehingga bisa membawa pulang medali perunggu ke kota daeng.
Setelah babak semifinal siang ini, dijadwalkan pertandingan babak final pada Sabtu (9/10) yang mempertemukan Jatim melawan Bali dan Sulsel melawan DKI Jakarta. (Sitha/Stefanus Ambing/HumasPPM)