BERITA UTAMAMIMIKA

Dinkes Mimika dan Perdhaki Kukuhkan Kader Malaria, Wabup JR: Para Kader Harus Hidup Ditengah Masyarakat

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
6
×

Dinkes Mimika dan Perdhaki Kukuhkan Kader Malaria, Wabup JR: Para Kader Harus Hidup Ditengah Masyarakat

Share this article
Wakil Bupati Mimika saat mengukuhkan kader malaria.
Wakil Bupati Mimika saat mengukuhkan kader malaria.

ads

Timika, fajarpapua.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika menggelar Pelatihan dan Pengukuhan Kader Malaria program Perdhaki (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) GFATM-PPM SR Yayasan Caritas, SSR Paroki Emanuel Mapurujaya dan St Petrus SP 3. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Horison Diana, Jumat (23/10) itu dalam rangka percepatan penurunan kasus malaria.

Kegiatan tersebut diikuti 43 peserta yang dipilih untuk menjadi kader malaria yang akan bertugas melakukan deteksi dini kasus malaria secara aktif. Yakni melalui kunjungan dari rumah ke rumah, pemberian obat malaria, pemantauan minum obat, serta penyuluhan terhadap warga masyarakat untuk mencegah malaria diwilayah kampung, meliputi puskesmas Wania, Pasar Sentral, Timika, Timika Jaya, Jileale, Bhintuka, dan puskesmas Limau Asri.

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob dalam sambutannya sekaligus mengukuhkan para kader, mengapresiasi malaria center yang telah bekerja keras dalam pelaksanaan PON XX tahun 2021, sehingga para atlet maupun official telah pulang ke daerah masing-masing dalam keadaan sehat.

“Kita sebelumnya sudah sepakat untuk menurunkan malaria pada tahun 2026. Makanya bagaimana kita berinovasi untuk membuat malaria turun, salah satunya dengan pelatihan kader ini,” ujar Wabup JR.

Untuk itu para kader tersebut mendapatkan pelatihan malaria, mengetahui tentang malaria dan harus hidup ditengah masyarakat serta bisa memberikan informasi agar malaria bisa segera teratasi.

“Kenapa malaria itu banyak terus, itu karena pasien tidak pernah minum obat sampai habis atau tidak pernah tuntas dalam minum obat malaria. Jadi para kader ini harus terus awasi dan kalian nanti akan hidup bersama masyarakat,” katanya.

Diharapkan agar kader malaria terus bertambah, bukan hanya ada dalam seputaran kota, melainkan juga daerah lain.

Pemberantasan malaria bukan hanya tugas dari tenaga kesehatan saja, tapi melibatkan banyak sektor yang menyebabkan penyakit malaria.

“Hanya sekitar 25 persen dari kesehatan, malaria terjadi karena genangan air dan lainnya, dan itu bukan dari kesehatan, sehingga semua sektor harus saling memberikan dukungan untuk menurunkan malaria dan ini target pemerintah secara keseluruhan,” jelasnya.

Untuk itu kedepannya malaria center selalu memberikan rekomendasi ke pemerintah dalam penganggaran, struktur anggaran untuk malaria di Mimika menjadi program prioritas.

“Saya berharap kedepan malaria center ini mempunyai produk-produk untuk bisa membantu pemerintah mengalokasikan anggaran untuk kepentingan malaria itu sendiri,” imbuhnya. (Feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *