BERITA UTAMAMIMIKA

Enggan Turun Seribu Rupiah pun, Aspada Ngotot Harga Air Rp 8 Ribu per-Galon, Disperindag Mimika Minta Dewan Turun…

cropped cnthijau.png
4
×

Enggan Turun Seribu Rupiah pun, Aspada Ngotot Harga Air Rp 8 Ribu per-Galon, Disperindag Mimika Minta Dewan Turun…

Share this article
Pertemuan bersama antara Aspada dan Disperindag Mimika.
Pertemuan bersama antara Aspada dan Disperindag Mimika.

Timika, fajarpapua.com – Meski Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika telah menekankan untuk menurunkan harga air galon kepada Asosiasi Pengusaha Pedagang Air (Aspada) dari harga saat ini Rp 8 ribu menjadi Rp 7 ribu, namun Aspada tetap bertahan di harga Rp 8 ribu.

ads

Dalam pertemuan bersama Aspada di Kantor Disperindag Selasa (25/1) lalu, sejumlah pengusaha yang hadir dalam rapat menyampaikan bahwa kenaikan tersebut dirasa masih wajar, lantaran naiknya biaya operasional, tenaga angkut, serta naiknya harga tutup galon.

Selain itu, dengan harga Rp 8 ribu yang sudah disepakati oleh semua pengusaha bersama Aspada juga membantu meningkatkan kualitas air, mulai dari perawatan mesin, pergantian filter dan lainnya.

Selain itu, dikatakan sejak awal berdirinya Aspada, harga air tidak pernah naik dan hanya bertahan di harga Rp 6 ribu, sehingga kenaikan harga itu dianggap wajar sebab harga semua bahan pokok sudah naik.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa mengatakan Aspada masih tetap bertahan di harga Rp 8 ribu meski pihaknya sudah menekan supaya dapat turun.

“Kami sudah dua kali adakan pertemuan dengan tujuan menentukan harga, dan mereka sangat keberatan jika harus turun seribu rupiah,” ujarnya kepada awak media, Selasa (25/1).

Kata Petrus, pihaknya akan membahas kembali untuk menentukan kesepakatan, dimana harga menjadi Rp 7 ribu, dan apabila memang tidak peduli dan masih bertahan dengan harga Rp 8 ribu, maka pihaknya akan menyampaikan ke Dewan.

“Karena paling tidak dengan harga Rp 7 ribu ini bisa membantu daya beli masyarakat kita, karena saya melihat tidak hanya dari satu arah saja, kami melihat secara keseluruhan, dimana pengguna air ini kebanyakan masyarakat kelas menengah ke bawah,” katanya.

Dijelaskan, data keluhan masyarakat yang diterima Disperindag dan Aspada saling bertolak belakang. Kata Petrus, dari Aspada sendiri mengatakan tidak ada keluhan masyarakat dengan harga Rp 8 ribu, namun dari Disperindag banyak sekali laporan keluhan masyarakat.

“Mungkin dari mereka hanya satu orang yang bilang tidak keberatan lalu dibuat patokan, kalau dari kami yang masuk itu banyak keluhan masyarakat,” ungkap Petrus.

Sehingga, kemungkinan kedepan apabila belum juga diturunkan, maka pihaknya akan melibatkan DPRD Mimika untuk membahas masalah itu lebih lanjut.

“Dan mungkin kalau sudah begitu, ya sudah bukan dari kami lagi, karena kami sudah dua kali adakan pertemuan tapi mereka masih bertahan diharga itu dengan berbagai alasan versi mereka,” tambahnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *