Timika, fajarpapua.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok maupun bahan bangunan di Kota Timika mengalami kenaikan yang signifikan.
Meski demikian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika tidak dapat mengintervensi dengan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Yang kita tetapkan HET-nya itu dari barang yang bersubsidi, sedangkan harga barang komoditi yang non subsidi itu terbentuk dari persaingan pasar,” ujar Kabid Perdagangan pada Disperindag Mimika, Selfina Pappang, Kamis (27/1) di Timika.
Kata Selfi, meski saat ini harga barang mengalami kenaikan, itu tidak terlalu berimbas sebab kenaikan harga dari pabrik.
“Untuk sekarang harga memang banyak yang naik, tapi itu kan seluruh Indonesia karena memang harga dari pabrik naik, bukan di Mimika saja yang naik,” katanya.
Naiknya harga barang berlangsung sejak bulan Oktober 2021 yang disebabkan naiknya biaya angkut, kontainer dan kenaikan harga di tingkat pabrik.
“Jadi bukan hanya di Mimika. Kalau dibanding dengan daerah lain, Timika masih lumayan bersaing harganya karena banyak pelaku usaha yang terlibat, distributor banyak,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakan, yang dikhawatirkan Disperindag melambungnya harga karena terjadi monopoli.
Namun itu sulit terwujud, melihat di Timika persaingan dagang sangat ketat, sehingga konsumen tinggal memilih distributor.
“Disini ketat sekali persaingannya, karena kalau distributor satu tinggi, mereka akan beralih ke distributor lain. Jadi mereka juga perang harga untuk kasih turun. Perputaran uang bisa cepat, karena dengan harga yang murah. Karena kalau harga mahal siapa yang mau beli?,” imbuhnya. (feb)
