Dogiyai, fajarpapua.com – Kebakaran yang mengakibatkan setidaknya 20 rumah kios di Kabupaten Dogiyai pada Minggu (22/5) malam mendapat sorotan dari Mahasiswa Kota Studi Sorong asal Kabupaten Dogiyai.
Sejumlah mahasiswa menganggap terjadinya kebakaran di Kabupaten Dogiyai merupakan skenario dari Kepolisian Polda Papua untuk menghadirkan Polres di Kabupaten Dogiyai yang beberapa kali ditolak masyarakat.
Mahasiswa Hukum Universitas Kristen Papua, Yonatan Tebay mengatakan bahwa masyarakat Kabupaten Dogiyai melakukan aksi demonstrasi sebanyak enam kali berturut-turut tidak lain untuk menolak dengan tegas adanya Polres, Kodim, DOB di Kabupaten Dogiyai, serta Penolakan Otonomi Khusus Jilid II di Bumi Cenderawasih.
“Maka kami masyarakat Dogiyai beserta alam dan akar rumput Dogiyai bersatu melakukan demostrasi 6 kali berturut-turut untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Ketika aspirasi masyarakat Dogiyai sampai di Jayapura, Kapolda Papua melantik Kapolres Dogiyai secara paksa dengan kemauannya sendiri,” ujar Tebay.
Selain itu, mahasiswa Pertanian Universitas Kristen Papua, Yosafat Anaow mengatakan untuk mendalami aksi pembakaran di Dogiyai, Polda Papua mengirim penambahan pasukan.
Kapolda Papua perintahkan untuk ambil langkah tegas dengan mengerahkan Brimob dari Timika dan Jayapura ke Dogiyai merupakan bagian dari upaya pengkondisian kebakaran Minggu malam.
“Namun sekalian itu menempati Kantor dan personil di Dogiyai,” terangnya.
Mahasiswa Manejemen Akuntansi Universitas Kristen Papua, Paris Kegakoto mengatakan rangkaian rentetan kebakaran di Dogiyai bagian dari skenario untuk hadirkan Polres.
“Kebakaran terjadi tadi malam di Dogiyai merupakan acara penjemputan Kapolres Baru dan jajarannya di Dogiyai,” katanya.
“Seharusnya pihak Kepolisian Kabupaten Dogiyai mengungkap siapa pelaku aktor kebakaran itu, kalau tidak mengungkap siapa pelaku justru akan menjadi pertanyaan besar bagi publik,” terangnya.
“Mahasiswa Dogiyai adalah agen perubahan anak negeri Dogiyai, mereka tidak pernah mundur dari situasi apapun. Mahasiswa adalah anak negeri yang tetap akan berada di dalam keputusan organisasi revolusi dan akan konsisten melakukan kerja perlawanan menuju daerah aman dan adil,” tuturnya.(feb)