Timika, fajarpapua.com – Kepala Distrik Hoya, Karel Kum berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika melanjutkan pembangunan Lapangan Terbang (Lapter) Hoya yang sudah berjalan sejak 2018 lalu.
Lanjutan pembangunan Lapter Hoya yang sudah mencapai 70 persen terpaksa ditunda karena terkendala beberapa hal termasuk pelepasan hak ulayat.
“Kami sudah usulkan, tapi tahun ini tidak masuk anggaran, dan ditunda Tahun 2023 mendatang. Pelepasan hak ulayat yang jadi kendala, namun saat ini sudah kami proses sampai selesai, dan surat pelepasan tanah dari masyarakat adat ke pemerintah juga sudah kami selesaikan,” ujarnya kepada fajarpapua.com,di Timika, Senin (30/5).
Kelanjutan pembangunan Lapter Hoya yang nantinya memiliki luas landasan 12 meter dan panjang 800 meter lanjut Kadistrik akan diajukan kembali ke Dishub Mimika untuk proses lebih lanjut.
Selain itu lanjutnya pembangunan di Distrik Hoya terkendala mahalnya biaya transportasi yang mencapai Rp 50 juta untuk sekali jalan.
Hal ini karena satu-satunya transportasi yang menghubungkan wilayah tersebut hanya melalui jalur udara dengan menggunakan helikopter.
“Untuk kegiatan gereja saja kita pakai dana sampai 50 juta rupiah dan itu hanya untuk biaya transport, apalagi untuk ke Kota Timika karena ada kegiatan. Dari Timika ke Distrik Hoya pakai helikopter, begitu sebaliknya dan tahun 2022 lalu seluruhnya sekitar 1,2 miliar biaya yang dikeluarkan untuk transport,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya berharap dengan selesainya pengerjaan Lapter Hoya nantinya dapat membantu meringankan beban biaya transportasi baik untuk masyarakat maupun kegiatan pemerintahan. (feb)
