BERITA UTAMAMIMIKA

Harga Pupuk Melambung Tinggi, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Mimika Akui Belum Ada Solusi

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
3
×

Harga Pupuk Melambung Tinggi, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Mimika Akui Belum Ada Solusi

Share this article
IMG 20220726 WA0036
Yohan Sesa

Timika, fajarpapua.com – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mimika mengaku belum bisa memberikan kepastian kepada para petani terkait pupuk subsidi.

Pupuk organik yang menjadi kebutuhan dasar para petani itu kini harganya melambung tinggi, sehingga para petani berharap mendapat pupuk yang disubsidi pemerintah. Namun nyatanya stok yang diberikan pemerintah tidak selalu menjawab keluhan petani.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Dari sekian petani di Timika yang mengeluhkan adanya pemberian pupuk subsidi oleh pemerintah, salah satunya para petani di Kampung Naena Muktipura Distrik Iwaka sebagai penyumbang sayuran terbesar di Kabupaten Mimika.

Rata-rata para petani wilayah itu menggarap lebih dari satu hektare lahan, sedangkan pupuk yang diberikan pemerintah tiap tahunnya hanya sekali dan perorang mendapat jatah satu sak.

Hal itu sangat jauh berbeda dengan luas lahan yang digarap, sehingga mayoritas petani terpaksa menggunakan pupuk non subsidi yang harganya mencapai 1.050.000 per karung yang semula hanya sekitar Rp 700an ribu.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Penyuluhan dan Prasarana Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Yohan Sesa mengatakan permasalahan itu hingga kini belum tuntas. Pihaknya telah mengusulkan data penerima pupuk subsidi ke pusat namun saat pupuk datang tidak sesuai dengan jumlah data yang diusulkan.

“Sampai hari ini masalah itu belum tuntas belum ada solusi, data yang dari kita usulkan ke Pusat tidak sama saat pupuk itu tiba di sini, dan itu ternyata tidak sesuai dengan data yang kami usulkan,” ujarnya, Selasa (26/7).

Dikatakan, pembagian pupuk tiap tahun berbeda, hingga kini pihaknya belum tahu persis data pupuk yang akan diterima.

“Pembagian pupuk juga berbeda tiap tahun, dan dibagi ke petani itu pun satu karung dibagi dua orang, nah masalah ini yang harus dipecahkan seperti apa,” katanya.

“Apakah persediaan di pusat berkurang atau gimana, saya juga tidak tahu, yang jelas untuk pupuk ini saya selalu minta agar disamakan dengan data yang kami usulkan ke Pusat,” pungkasnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *