Surabaya, fajarpapua.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menutup pintu kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe untuk berobat ke Singapura.
Namun demikian, Gubernur Enembe harus terlebih dahulu mengantongi rujukan dari dokter dan rumah sakit yang ada di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Ketua KPK, Firli Bahuri sembari mengatakan pihaknya memprioritaskan kesembuhan Gubernur Papua Lukas Enembe.
“Sampai hari ini beliau dalam keadaan sakit dan kita akan lakukan prioritas utama adalah kesembuhan yang bersangkutan,” kata Firli.
Firli menyebut pihaknya akan membawa tersangka korupsi itu berobat ke Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) atau Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
“Kalaupun memang diperlukan untuk berobat ke luar negeri, maka akan tentu harus ada rujukan dari dokter dan RS Indonesia dan dikawal oleh KPK,” ujarnya.
Seperti diketahui KPK telah menjerat Gubernur Enembe sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait pekerjaan atau proyek yang bersumber dari APBD Provinsi Papua.
Gubernur Enembe juga telah dicegah bepergian ke luar negeri selama enam bulan terhitung sejak 7 September 2022 hingga 7 Maret 2023.
Selain itu KPK juga telah memblokir rekening Gubernur Enembe dan juga rekening sang istri.
Akan tetapi, KPK sampai saat ini belum menahan Lukas karena yang bersangkutan dikabarkan tengah sakit keras.
Sebelumnya, Gubernur Enembe meminta Ketua KPK Firli Bahuri memberi izin berobat ke Singapura lantaran kondisi kesehatannya makin memburuk dan perlu mendapatkan perawatan khusus secara intensif oleh tim dokter.
Hal itu tertuang dalam surat berkop Tim Advokasi Gubernur Papua bernomor 09/Tim Hukum/11/2022 yang ditujukan kepada Ketua KPK. (red)
