BERITA UTAMAPAPUA

397 Kasus Campak Tersebar di 7 Wilayah Provinsi Papua Tengah, Terbanyak di Kabupaten Mimika

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

397 Kasus Campak Tersebar di 7 Wilayah Provinsi Papua Tengah, Terbanyak di Kabupaten Mimika

Share this article
IMG 20230307 WA0009
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu

Timika, fajarpapua.com– Kabupaten Mimika bersama enam wilayah lainnya tercatat sebagai daerah yang memiliki kasus campak di Provinsi Papua Tengah.

Adapun tujuh kabupaten yang mengalami kenaikan kasus campak adalah Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Bahkan berdasar siaran pers, Senin (6/3) kemarin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus campak di Provinsi Papua Tengah mencapai 397 kasus.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, jumlah kasus itu merupakan kumulasi per 3 maret 2023.

Kasus campak di Provinsi Papua Tengah ini juga diketahui cenderung mengalami peningkatan dalam 3 bulan terakhir.

“Sekitar 48 (kasus) telah terkonfirmasi lab positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus,” kata Maxi

Selain itu Maxi menyebutkan berdasar hasil pemeriksaan, pihaknya juga mendapati adanya 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika.

Dari kasus konfirmasi campak dan rubella tersebut, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan. Sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal dunia.

“Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” ujar Maxi.

Maxi menyampaikan, kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di Tahun 2022.

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR 1 di Provinsi Papua Tengah hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada imunisasi MR 2.

Kasus campak ini juga didominasi oleh masyarakat yang belum pernah mendapatkan imunisasi.

“Temuan kami di lapangan, 87 persen Kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar 0 (zero),” terang Maxi.

Atas fakta tersebut, Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko penularan campak rubella.

Diketahui, imunisasi MR masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus, yakni campak dan rubella. (mas/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *