BERITA UTAMAMIMIKA

Perayaan Paskah di Mimika Meriah, Begini Makna, Sejarah dan Tata Cara Penentuan Tanggal Pelaksanaan Hari Raya Paskah

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
15
×

Perayaan Paskah di Mimika Meriah, Begini Makna, Sejarah dan Tata Cara Penentuan Tanggal Pelaksanaan Hari Raya Paskah

Share this article
IMG 20230409 WA0042
Umat Katolik Sempan merayakan malam paskah.

Timika, fajarpapua.com – Hari ini, Minggu (9/4/2023) secara serempak seluruh dunia umat Kristen Katolik dan semua denominasi protestan merayakan hari raya paskah. Hari mengenang kebangkitan Kristus itu merupakan puncak iman kekristenan yakni karya keselamatan baru bagi umat manusia.

Umat kristiani Mimika merayakan paskah secara meriah. Khusus Kristen protestan melakukan pawai malam paskah pada Minggu dini hari. Kegiatan ini diselenggarakan Persekutuan Gereja-Gereja Mimika( PGGM) yang melibatkan GMKI, GAMKI, dan seluruh umat Kristiani dari Dedominasi Gereja.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Pawai obor fajar Paskah dimulai dari Lapangan Sempan Jalan Yos Sudarso dilepas Asisten III Setda Mimika Hendriette Tandiyono.

Sedangkan umat Kristen Katolik Mimika merayakan malam paskah Sabtu (8/4) dengan perayaan Ekaristi yang dihadiri ribuan jemaat. Semua gereja katolik baik Katedral Tiga Raja, Gereja Paroki Sempan, SP 3, SP 2, Nawaripi, SP 1 hingga Kadun Jaya serta gereja lain dipenuhi jemaat.

Secara etimologi Paskah berasal dari bahasa Latin yakni Páscha. Sementara itu dalam bahasa Yunani adalah Paskha dan dalam bahasa Aram adalah Pasḥadari serta dalam bahasa Ibrani Pesakh.

Dalam Perjanjian Lama Paskah diambil dari bahasa Ibrani yakni Pesah. Kata tersebut berasal dari kata kerja yang artinya “melewatkan” dengan makna “menyelamatkan”.

Paskah diperingati sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus, yang merelakan dirinya untuk menebus dosa umatnya. Adapun tema paskah tahun ini, Dia Mendahului Kamu ke Galilea, Jangan Takut.

Mengutip buku Hari Raya & Simbol Gerejawi, Paskah diartikan sebagai hari kebangkitan Kristus yang merupakan dasar kekristenan.

Sebelum memasuki Paskah, umat Kristiani akan menjalani beberapa peringatan penting seperti Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci.

Peringatan-peringatan itu dimaksudkan sebagai masa sebelum Yesus bangkit dari kuburnya. Peringatan itu juga dikenal sebagai masa-masa sengsara.

Pada Jumat atau yang dikenal sebagai Jumat Agung, umat Kristiani akan mengingat bahwa Yesus akhirnya mati di Golgota. Dari kematian itulah nantinya umat Kristiani merayakan Paskah. Tepatnya setelah tiga hari kematian Yesus Kristus di kayu salib.

Pada hari ketiga setelah kematian Yesus Kristus, Dia bangkit dari kematian. Bangkitnya Yesus merupakan tanda kemenangan Kristus atas dosa. Kemenangan itu pula yang kemudian menjadi pokok iman kristiani.

Mengutip buku Kamus Liturgi Sederhana, peringatan Hari Paskah adalah pesta paling besar dalam agama Kristen, dan merupakan pusat dari seluruh tahun liturgi gereja. Dalam peringatan Paskah, biasanya gereja-gereja akan merayakan dengan ritus atau upacara yang unik.

Makna Paskah
Dalam memaknai Paskah, Alkitab telah menjelaskan hal tersebut. Paskah dimaknai sebagai Yesus yang rela mati dan kemudian bangkit untuk menebus dosa manusia.

Seperti yang tertulis di Matius 28:5-6: Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti apa yang dikatakan-Nya. Mari lihatlah tempat Dia berbaring.”

Dalam Injil Matius pula dijelaskan pula bahwa Paskah merupakan hari raya kebangkitan Yesus Kristus dari kematian di kayu salib.

Sejarah Paskah
Secara historis hari Paskah telah diperingati oleh pemeluk agama Yahudi tahun 1300 Sebelum Masehi (SM). Namun pemahaman Paskah yang dilakukan orang-orang Yahudi dengan Paskah pada umumnya sangatlah berbeda.

Paskah Yahudi dalam Alkitab diingat sebagai hari di mana Musa membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Hal tersebut dituliskan dalam Kitab Keluaran. Sedangkan Paskah pada umumnya, adalah peringatan Yesus Kristus bangkit dari mati setelah mengalami penyaliban di Golgota.

Akibat dari adanya perspektif tersebut, perayaan Paskah pada orang-orang Yahudi dan Paskah pada umumnya berbeda. Namun pada dasarnya, perayaan Paskah memang telah dilakukan sejak lampau. Peringatan Paskah sebagai kebangkitan Yesus dari matinya dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi (21 Maret).

Hal tersebut tercetus setelah diadakannya Konsili Nikea I pada tahun 325. Pertemuan tersebut dihadiri oleh dewan ekumenis pertama dari gereja yang dihimpunkan oleh Kaisar Romawi Konstantin I. Pertemuan itu merupakan sejarah awal terkait pembahasan penyeragaman tanggal Paskah.

Dari pertemuan itu kemudian didapatkan keputusan bahwa Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi (21 Maret). Keputusan itu kemudian memberikan opsi bahwa perayaan Paskah bisa jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret hingga 25 April.

Oleh karena itu juga perayaan Paskah setiap tahunnya tidak pada tanggal yang sama. Hal tersebut terjadi lantaran penentuan Paskah didasarkan oleh bulan purnama.(ana/*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *