BERITA UTAMAMIMIKA

Hari ini Umat Kristiani Peringati Jumat Agung, Mengenang Kisah Sengsara Kristus Menuju Bukit Golgota

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
10
×

Hari ini Umat Kristiani Peringati Jumat Agung, Mengenang Kisah Sengsara Kristus Menuju Bukit Golgota

Share this article
IMG 20230407 WA0022
Umat mulai berdatangan ke Tongkonan di Jalan Samratulangi Timika mengikuti kegiatan jalan salib hidup.

Timika, fajarpapua.com – Hari ini, Jumat (7/4/2023) umat kristiani sedunia merayakan hari raya Jumat Agung.

Sebagai salah satu dari tiga hari suci dalam rangkaian Hari Paskah, dalam kalender masehi Jumat Agung selalu dirayakan setiap hari Jumat setelah Kamis Putih dan sebelum Misa Kebangkitan Yesus atau juga dikenal dengan sebutan Malam Paskah.

ads

Khusus umat Katolik Paroki St Stefanus Sempan Timika, Jumat Agung diperingati dengan menggelar jalan salib hidup yang dibawakan Orang Muda Katolik (OMK). Jalan salib dimulai dari Tongkonan Jalan Samratulangi menyusuri sejumlah ruas jalan dan gang di Jalan Busiri dan Patimura hingga tiba di Gereja Katolik Sempan.

Lalu, apa itu Jumat Agung dan mengapa hal tersebut perlu untuk diperingati khususnya bagi Katolik? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Jumat Agung?

Jumat Agung atau juga biasa disebut sebagai Good Friday, Holy Friday atau Great Friday adalah hari yang ditetapkan untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus di kayu salib sekaligus kematiannya di Bukit Golgota.

Bagi umat kristiani, kematian Yesus adalah sebagai penebusan dosa umat manusia dan kemudian diperingati sebagai momen yang penuh cita.

Peristiwa tersebut juga menjadi pengingat tentang makna pengampunan, bahwa Tuhan memperlihatkan kecintaannya pada semua umat kristiani dengan mengampuni dosa mereka.

Setelah kematian, Yesus kemudian dibangkitkan kembali pada hari ketiga setelah penyalibanNya dan peristiwa itu lalu dikenal sebagai Hari Paskah.

Meski sempat menderita ketika disalib, momen itu kemudian menjadi perayaan sukacita karena kemenangan Yesus atas kematian dan dosa kemudian menjadi pengharapan akan kehidupan yang kekal.

Selain itu, semasa hidup Yesus juga menunjukkan pentingnya rasa kasih bagi kehidupan dengan menolong orang-orang di sekitarnya.

Ketika menderita, ia justru meminta Allah Bapa agar mengampuni orang yang bersalah.

Tanpa hari yang mengerikan itu dengan penderitaan, kesedihan, dan darah yang tercurah di kayu salib, Allah tidak bisa menjadi “adil dan penyelamat” bagi mereka yang percaya kepada Yesus (Roma 3:26).

Umumnya, untuk memperingati Jumat Agung ada 3 rangkaian ibadat yang dilakukan, yaitu:

  1. Jalan Salib dan ibadat sabda

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk mengenang kisah sengsara kristus.

  1. Penghormatan Salib

Penghormatan ini dilakukan dengan mencium salib sebagai bentuk bakti dan rasa hormat terhadap pengorbanan Yesus yang mengorbankan nyawaNya di kayu salib untuk keselamatan manusia.

  1. Upacara Komuni

Upacara ini dilakukan dengan menyanyikan doa Bapa Kami, lalu berlanjut melakukan ritus komuni Kudus.

Perayaan Jumat Agung cukup berbeda dengan Rabu Abu, Minggu Palma, Kamis Putih maupun nanti Minggu Paskah. Karena peringatan sengsara dan wafat Yesus, suasana gereja diliputi keheningan dan nyaris tanpa riasan.

Umat tidak akan menemukan hiasan atau dekorasi berarti, bahkan kain penutup altar saja tidak ada. Salib-salib di gereja semua ditutup kain berwarna ungu.

Kemudian di tengah perayaan, terdapat upacara penghormatan salib. Ini diawali dengan pembukaan penutup kain pada salib, kemudian dilanjutkan dengan upacara penghormatan salib yakni umat mencium salib di mana Yesus bergantung.

Sebagaimana dilansir Katolisitas, ini sesuai dengan ajaran Tuhan yang ditulis dalam Surat Rasul Paulus pada umat di Korintus (1 Kor 2: 2).

“Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain dari Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”

Salib di gereja Katolik menyertakan tubuh (corpus) Kristus yang disebut crucifix yang berarti, seseorang yang disalibkan. Bapa mengutus anak-Nya ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya. Salib merupakan puncak dari kasih Tuhan.

Sementara itu, penciuman salib jika diperhatikan adalah ungkapan ekspresi iman yang mendalam dan dari hati. Mencium salib Kristus merupakan ekspresi syukur dan kasih pada Yesus yang terlebih dahulu mengasihi umat-Nya.(ana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *