BERITA UTAMAMIMIKA

Ribuan Umat Katolik Padati Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Pastor Amandus : Harus Siap Menerima Kondisi yang Tidak Nyaman

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
62
×

Ribuan Umat Katolik Padati Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Pastor Amandus : Harus Siap Menerima Kondisi yang Tidak Nyaman

Share this article
56f07a21 6e2a 437e bca8 655b8ead158e
Umat Katedral Tiga Raja berjubel hingga halaman gereja

Timika, fajarpapua.com – Ribuan umat Katolik Paroki Katedral Tiga Raja Timika mengikuti Misa Jumat Agung mengenang sengsara Yesus Kristus yang memikul, dipaku hingga wafat di kayu salib.

Misa Jumat Agung di Katedral Tiga Raja Timika hanya berlangsung satu kali, dimulai pukul 15.00 WIT hingga 17.33 WIT dan dipimpin Pastor Paroki, Amandus Rahadat Pr.

Pastor Amandus Rahadat Pr, dalam kotbahnya menyampaikan sebuah istilah “dapatkah engkau mendengar dentuman martelu-martelu yang jatuh pada kayu salib?”. Dapatkah engkau merasakan rasa sakit Yesus yang nyaris telanjang di kayu salib sedangkan para serdadu hanya melihat dibawah kayu salib?.

“Saya mau mengambil kisah sengsara umat di paroki ini, dan saya mau mengambil contoh kisah sengsara dari panitia paskah wilayah Melkior, kisah sengsara dari dua kombas yang tidak menahan derita dan menarik diri dari panitia paskah dan kalau umat itu ada sekarang buka telinga dan dengar baik-baik suara pastor dan gembalamu,” ujarnya.

Lanjutnya, anda mendengar dentuman martelu dari kayu salib Yesus, kau marah karena tidak dihargai, pendapatmu tidak didengar, sehingga menarik diri dari panitia paskah, kalian dengar ini baik-baik.

“Yesus lebih tidak dihargai dan Dia tergantung telanjang di salib,  itu sama sekali penghargaan dibawah zero (nol),  tapi Yesus tidak menarik diri, dan dua kombas yang menarik diri itu tersinggung, kalian harus ingat bahwa Yesus lebih miris karena Bapa di surga seakan-akan tidak mendengarkan Dia, eloi-eloi lama sabaktani, namun Bapanya di Surga seakan tidak  mendengarkan Yesus, tapi kalian dua kombas menarik diri sebagai bentuk protes,” katanya.

“Kisah sengsara yang Yesus dengarkan ke kita sore ini, merupakan suatu bunyi dari martelu yang akan jatuh dan selalu menggema dalam perjalanan hidup kita, dan gaung martelu pada kayu salib Yesus,  akan tetap bergema dalam pergumulan kisah sengsara kita,” ujarnya.

Pastor mengimbau agar umat rendah hati, rendah hati menerima kondisi yang tidak nyaman.

“Kami tagu engkau sakit, kami tahu tapi cobalah untuk rendah hati dari setiap peristiwa  yang menyakitkan. Kami tahu engkau sakit hati tapi Yesus lebih sakit hati, cobalah memperjuangkan kebenaran tanpa harus menarik diri dari kisah sengsara hidupmu seperti yang ditunjukkan Yesus, Tuhan memberkatimu,” tandasnya

Pastor Amandus Rahadat Pr saat diwawancarai usai memimpin Misa mengimbau agar semua umat katolik harus memahami bahwa salib Yesus mempunyai gema yang sangat luar biasa. Semua umat katolik harus bisa memikul salib dalam kehidupannya dan harus memenangkannya. Karena itu apapun masalah dalam hidup, harus siap untuk menaruhnya di bahu kita.

“Saat kotbah saya sudah sampaikan bahwa bunyi tancapan paku pada salib itu sangat menggaung, dan gaungnya itu mengingatkan kita bahwa apapun sakit hati yang kita alami terhadap sesama harus dihadapi, karena Yesus lebih sakit dan Yesus tidak lari dari salib itu tapi tetap berjalan memikulnya sampai Yesus memenangkannya,” ungkapnya.(Moa/SP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *