BERITA UTAMAMIMIKA

Mahasiswa Kota Studi Timika Minta Bantuan Pemondokan, Komisi C Dorong Pemerintah Bangun Asrama dan Universitas Negeri

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
12
×

Mahasiswa Kota Studi Timika Minta Bantuan Pemondokan, Komisi C Dorong Pemerintah Bangun Asrama dan Universitas Negeri

Share this article
IMG 20230606 WA0049
Perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kota Studi Timika (IPMT)

Timika, fajarpapua.com – Perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kota Studi Timika (IPMT) mendatangi Komisi C DPRD Mimika sehubungan dengan kebutuhan tempat tinggal mereka. Perwakilan IPMT diterima Ketua Komisi C Aloisius Paerong bersama anggota, Elminus Mom.

Ketua IPMT, Elois Kemong, mewakili mahasiswa di 8 kampus di Mimika meminta difasilitasi pemondokan oleh pemerintah, bahkan pembangunan asrama.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Menurutnya ada 119 mahasiswa di Jambatan Bulan, STT Rusel, Universitas Timika, KPG PGSD, Polteknik Amamapare, STT Kamus V dan STKIP Hermon Timika yang butuh pemondokan.

Selama ini pihaknya mendapat bantuan biaya pendidikan dari YPMAK, namun terkendala biaya tempat tinggal. Ia dan beberapa temannya mengaku harus menumpang tinggal di kenalan untuk bisa kuliah di Timika.

“Harapan saya, pemerintah tolong lihat kami anak-anak yang di Timika jangan hanya yang di luar daerah saja. Kami di sini juga banyak membutuhkan pendidikan. Pemerintah segera tolong kami dengan asrama. Karena asrama menjadi tempat belajar kami,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (6/6).

Sementara itu, usai menerima proposal IPMT, Ketua Komisi C Louis Paerong menyatakan serius akan membawa aspirasi anak-anak asli Papua dari Mimika itu, sehingga bisa ada dana alokasi khusus menjawab kebutuhan mereka.

Menurutnya, dengan dana yang besar dari alokasi APBD Pemkab Mimika untuk bidang pendidikan, seharusnya masalah para mahasiswa OAP itu bisa dijawab.

“Tadi para mahasiswa yang merupakan anak-anak asli Papua yang tidak punya tempat tinggal, hanya menumpang, karena mereka dari pedalaman kuliah di Kota Timika. Pemerintah harus memperhatikan. Jenjang pendidikan tinggi ini memang belum menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi yang sekolah adalah anak-anak Mimika sehingga pemerintah harus hadir dan memberi solusi karena pemerintah punya anggaran yang cukup,” ungkapnya.

Lagi katanya, sebelumnya juga ada aksi unjuk rasa dari para mahasiswa OAP di Universitas Timika yang diterima Komisi C. Di mana mereka meminta pemerintah mengakomodir pembangunan kampus mereka.

Louis juga melihat potensi perkembangan jenjang pendidikan tinggi di Mimika berkembang dengan pesat, dengan tumbuhnnya kampus-kampus swasta. Ia berharap pemerintah juga bisa memiliki perguruan tinggi negeri, menjawab kebutuhan pendidikan anak-anak Mimika sehingga tidak perlu jauh-jauh ke luar daerahuntuk kuliah.

“Pemerintah dan YPMAK bisa berbagi tanggung jawab, apakah pemerintah di biaya perkuliahan lantas YPMAK membangun asrama. Yang penting bisa dicarikan solusi, bagimana anak-anak Papua yang menuntut ilmu itu dibantu oleh pemerintah dan yayasan,” sebutnya.

Menurutnya generasi penerus bangsa dan daerah di Mimika harus mendapat perhatian serius pemerintah, karena masa depan Mimika berada di tangan mereka kelak.

“Pemerintah harus hadir dan melihat persoalan anak-anak Papua khususnya. Harus ada dana alokasi khusus, karena salah satu visi pemerintah adalah untuk Mimika Cerdas. Dalam upaya untuk mencerdaskan anak-anak Mimika harus turut menjadi prioritas,” tandasnya. (ima)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *