Timika, fajarpapua.com – Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Mimika menggelar kegiatan pemusatan latihan daerah pengetahuan dan teknologi keolahragaan (Sport Science) di Hotel Cenderawasih 66, Rabu (7/6) hingga Jumat (9/6).
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Mimika Paulus Dumais dalam sambutannya mengatakan, sport science merupakan disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip sains dan teknis teknik yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Sport science lanjutnya memiliki arah untuk memprediksi dan membandingkan dari yang tidak dan yang telah dilakukan, memonitor hasil pelatihan yang telah dilakukan sport science juga dapat digunakan untuk melakukan indentifikasi bakat dan penentuan sasaran sebagai bahan untuk memberikan inovasi dan tidak semua cabang dapat diukur dengan alat yang sama dan masing-masing mempunyai keunikan tersendiri.
“Sport science juga memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan dan perkembangan olahraga nasional,” jelasnya.
Selain itu Sport science juga memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan dan perkembangan olahraga nasional. Sport science tidak hanya tentang ilmu untuk meningkatkan kinerja atlet, namun juga melibatkan ilmu lain, seperti kinanthropometry, biomekanika, fisiologi olahraga, dan lain-lainnya.
“Sport science memiliki tantangannya sendiri termasuk dalam pemanduan bakat, penerapan Iptek, dan teknologi keolahragaan guna menganalisis kinerja dalam pengembangan olahraga nasional,”kata Paulus.
Menurutnya di era sekarang ini harus tetap tangguh, berani berkreasi, serta berinovasi dalam membangun olahraga nasional ke depannya maka jika sport science adalah satu-satunya pondasi yang harus dibangun dan dikawal agar menjadi budaya di masyarakat.
“Sport science harus menjadi budaya yang harus dilakukan untuk mencapai SDM unggul dan menjadikan indonesia maju,”tuturnya.
Ia menjelaskan di beberapa negara besar seperti Jerman, Tiongkok, Korea Selatan dan Australia adalah negara yang sudah sangat intensif mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) olahraga yang sangat canggih, hasil prestasi atletpun terdongkrak diberbagai cabang olahraga.
Sport science sangatlah penting terbentuk di Kabupaten Mimika hal ini untuk mengembangkan performa tinggi atlet khususnya fisik, teknik, taktik dan spesialis, tanpa memanfaatkan sport science prestasi olahraga atlet Kabupaten Mimika akan terus tertingal dari daerah atau negara lain.
“Hingga saat ini masih ada pelatih yang menganggap Iptek hanya sebagai bumbu olahraga padahal Iptek harus dijadikan sebagai bahan baku untuk pencapaian prestasi olahraga,”jelasnya.
Ia berharap semoga sport science dapat segera terbentuk di Kabupaten Mimika sehingga prestasi atlet olahraga dapat berkembang dan sukses dimasa depan.
Sementara, Kepala Disparbudpora, Yopi Toisuta mengatakan, ini adalah kegiatan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah yang mana dimulai dari cabang bola kaki. Narasumber yang hadir akan memberi ilmu kepada guru-guru SMP supaya setelah dari sini mereka dapat menyiapkan 18 pemain dari setiap sekolah.
“Dari 18 pemain itu akan kita buat pertandingan sepak bola dalam rangka HUT Kabupaten Mimika tingkat SMP. Dan nanti hasil dari pertandingan ini akan di rekrut sekitar 35 pemain. Kemudian, dari 35 pemain itu nanti diperkecil menjadi 19 pemain,” Jelas Yopi.
Untuk pemain ungkap Yopi akan diambil dari siswa SMP kelas 1 hingga kelas 3. Tetapi yang paling banyak adalah siswa SMP kelas 1. Jika sudah terbentuk maka jika ada kejuaraan tingkat SMP Indonesia diikutsertakan dan Mimika harus mewakili Papua Tengah.
“Selesai ini kita nanti akan datangkan Yeyen Tumena dari PSSI Pusat untuk menseleksi kita punya pelatih-pelatih yang sudah ada sertifikat maupun tidak ada sertifikat. Dari seleksi pelatih itu kemudian dipilih yang terbaik untuk memimpin PPLPD Mimika,” Ujarnya.
Ia mengaku, jika ada pelatih yang tidak mempunyai lisensi namun lolos seleksi pelatih maka nanti pihaknya yang mempunyai tugas untuk menyekolahkan agar mendapat lisensi.
“Kami prioritas dari Amungme dan Kamoro 70 persen sisanya dari suku yang lain. Namun perlu diingat 70 persen bukan masuk seenaknya melainkan mengikuti seleksi-seleksi,”ujarnya.
Menurutnya nanti ke 35 pemain itu akan diseleksi terkait kesehatan dan umur. Sehingga pasti akan ada yang gugur dan menyisahkan 19 pemain.
“Dari 19 pemain itu nanti kita akan didik untuk masuk dalam pusat pendidikan pelatihan daerah. Nanti setelah itu kita akan buat pelatihan khusus untuk cabang atletik. Karena kalau kita tidak melakukan pemilihan usia dini tidak tahu kapan lagi,”tuturnya.(ron)