Menurut Dante, hal tersebut penting mengingat prosentase perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2023 melaporkan, prevalensi perokok anak usia 10–18 tahun meningkat dari 7,2 persen menjadi 9,1 persen pada tahun 2018. Riset tersebut menempatkan Indonesia berada di peringkat ketiga jumlah perokok aktif terbesar di dunia setelah Tiongkok dan India.
“Fakta tersebut mengharuskan kita untuk melakukan implementasi mulai dari berbagai peraturan kebijakan, evaluasi, edukasi dan promosi kepada masyarakat tentang kampanye tidak merokok,” kata Dante, pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, 23 Maret 1973. Puncak peringatan dan penyerahan penghargaan bertema Kita Butuh Makanan, Bukan Rokok.
Total penerima penghargaan sebanyak 34 lembaga maupun perorangan. Penerima penghargaan terbagi dalam enam kategori. Pertama, Pastika Parahita yang diberikan kepada kabupaten/kota yang telah menetapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) berupa peraturan daerah yaitu Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Pemkab Tana Tidung, Pemkab Aceh Tamiang, Pemkab Musi Rawas Utara, dan Pemkab Bantul.
Kedua, Kategori Paramesti, diberikan kepada pemerintah daerah yang telah menetapkan kebijakan KTR berupa peraturan kepala daerah, yaitu Pemkab Pacitan, Pemkab Wonosobo, Pemkab Tapanuli Tengah, Pemkab Mimika, Pemkab Nias Utara, Pemkab Samosir, Pemkab Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, Pemkab Simalungun, dan Pemkab Kutai Kartanegara.
Ketiga, Kategori Daerah Pilot Project Dashboard E-Monev KTR, diberikan kepada daerah yang telah menerapkan pengawasan implementasi KTR menggunakan Dashboard E-Monev. Masing-masing Pemkab Klungkung, Pemkot Bogor, Pemkot Metro, Pemkot Depok, Pemkot Bandung, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Keempat, Kategori Penghargaan Satisaya, diberikan kepada Puskesmas yang telah aktif dan inovatif dalam menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM). Kategori penghargaan ini diberikan kepada Puskesmas Kranggan, Kota Mojokerto, Puskesmas Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, Puskesmas Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Puskesmas Mlongo, Kabupaten Jepara, Puskesmas Teluk Karang, Kota Tebing Tinggi, dan Puskesmas Matraman, Kota Jakarta Timur
Kelima, Kategori Pastika Awya Pariwara, diberikan kepada daerah yang menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan tentang iklan produk tembakau di luar ruang. Daerah-daerah itu yakni Pemkot Solok, Sumatera Barat, Pemkot Sawah Lunto, Sumatera Barat, dan Pemkab Balangan, Kalimantan Selatan.
Keenam, Kategori Pastika Upakara Winarya Prasiddha, diberikan kepada pemerintah daerah yang telah menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan KTR di lingkungan kampus, yaitu Universitas Negeri Sebelas Maret dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Selain enam kategori tersebut, WHO turut memberikan penghargaan spesial kepada pihak-pihak yang telah berinovasi dan berdedikasi tinggi dalam pengendalian konsumsi tembakau di Indonesia.
Penghargaan khusus tersebut dibagi menjadi dua kategori yakni kategori World No Tobbacco Day 2023 yang dianugerahkan kepada Forum Multikultural Petani Indonesia. Kemudian kategori Director Regional Spesial Recognition diberikan kepada Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, SP, P (K). (red)