BERITA UTAMAJayapura

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, BI dan TPID Tanam Bawang di Keerom

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, BI dan TPID Tanam Bawang di Keerom

Share this article
IMG 20230725 WA0057
Bank Indonesia Papua dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Keerom, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, saat melaksanakan penanaman bawang merah di Keerom

Jayapura, fajarpapua.com-Untuk memastikan harga bahan pangan terjangkau bagi konsumen di Papua, Bank Indonesia Papua dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Keerom, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, melaksanakan penanaman bawang merah di Keerom, sebagai Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winantya menyebutkan, GNPIP ini akan memastikan harga bahan pangan terjangkau bagi konsumen, tetapi juga di lain pihak tetap menguntungkan bagi petani.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

“Kita berharap GNPIP nanti bisa meningkatkan produksi bahan pangan, terutama yang menjadi penyumbang inflasi. GNPIP sebetulnya tak terbatas pada bawang merah, tapi komoditas lain, seperti ikan, padi dan lain-lain,”katanya.

Juli menuturkan, salah satu penyebab inflasi di Papua  adalah bawang merah.

Sementara itu, Plh Sekda Papua, Derek Hegemur menyampaikan, pihaknya memberikan perhatian yang serius, karena ketika terjadi inflasi harga bahan pangan melonjak naik. Untuk mengatasinya, kata Derek, pihaknya mengambil cabe merah dari Kabupaten Waropen, dimana subsidi transportasi dibiayai Pemerintah Provinsi Papua.

“Jadi Pemprov Papua akan intervensi pada slot-slot, dimana kami lakukan salah satunya misalnya subsidi transportasi. Kalau memang terjadi inflasi pada bahan pangan tertentu, sehingga kami akan berkolaborasi dengan pihak lain, untuk membuka pasar,” ujarnya.

Ditempat yang sama Asisten II Sekda Keerom Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Edy Y Buntan mengatakan penanaman bawang merah ini adalah langka awal baru 1 hektar.

Harga bawang merah di Keerom ini agak menurun di pasar Rp 30.000 per/kg, sedangkan dari Surabaya Rp 45.000/kg.
“Hanya saja tak bisa dipungkiri kadar airnya masih tinggi, sehingga perlu ada pembinaan selanjutnya kepada para petani melalui teknologi pengeringan,” terang Buntan.

Plh Sekda Kota Jayapura Robby K Awi mengatakan jumlah penduduk Kota Jayapura kurang lebih 400.00 jiwa dan kebutuhan terhadap konsumsi pangan ini cukup tinggi.

Oleh karena itu, kegiatan penanaman bawang merah untuk menjalin hubungan kerjasama antara Pemkot Jayapura dan Pemkab Keerom dalam hal komoditi tertentu, untuk mengendalikan inflasi pangan.

General Manager Saga Grup, Haris Manuputty mengatakan pihaknya mengharapkan kerjasama ini tak berhenti disini, tapi akan ada sistem tanam yang berkelanjutan, sehingga bawang merah tetap tersedia di pasar.

“Apalagi di pasar modern membutuhkan suatu kwalitas yang baik, karena ada kekurangan bawang merah Keerom ini terlalu basah, mengakibatkan cepat busuk dan penyusutan cukup besar,” ungkapnya.(hsb).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *