Timika, fajarpapua.com – Meskipun kasus cacar monyet belum ditemukan (zero case), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika tetap melakukan antisipasi agar penyakit tersebut tidak masuk Mimika.
Kepala Dinkes Mimika Reynold Ubra saat ditemui di jalan Yos Sudarso Timika, Kamis (2/11) mengatakan, Dinkes mengikuti petunjuk teknis (juknis) yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, salah satunya meningkatkan kewaspadaan dini melalui sistem deteksi yang ada di fasilitas-fasilitas kesehatan.
“Tentu kami juga melibatkan dokter-dokter spesialis dan setiap hari itu dilaporkan meskipun zero case. Ada 10 kesepakatan yang kami hasilkan kemarin,” katanya.
Menurutnya, upaya antisipasi tersebut melibatkan tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas III Biak agar diketahui bahwa perpindahan penyakit dari satu tempat ke tempat lain karena pergerakan manusia.
“Tapi ini jangan menjadi suatu hal yang ditakuti masyarakat, karena secara data kami perioritaskan pada kelompok-kelompok yang beresiko,” tuturnya.
Ia mengungkapkan penularan penyakit tersebut melalui cairan tubuh kemudian kelompok yang rentan adalah kelompok yang berperilaku sex tinggi. Sehingga pihaknya sudah bisa fokus melihat kasus tersebut pada orang-orang yang misalnya diduga terinfeksi HIV.
“Karena kasus-kasus yang ditemukan diluar pada kasus yang bersama juga dengan orang rentan untuk tertular HIV. Sehingga kita bisa fokus melihat kasus ini pada orang-orang yang terinfeksi HIV. Ketika mereka terkonfirmasi HIV positif maka ini akan digali informasinya, ketika ditemukan kita akan lakukan investigasi kontak dan sudah ada kesiapan dari kami,” ungkapnya.
Reynold menambahkan gejala awal penyakit cacar monyet adalah demam, kemerahan dan sakit tenggorokan.
“Gejalanya hampir sama dengan penyakit tropis pada umumnya. Tapi tidak serta merta kami menyebutkan gejala terus kemudian orang menjadi khawatir, tapi yang paling spesifik adalah melakukan pemeriksaan penegakan diagnosa laboraturium,”ujarnya.(ron)
