BERITA UTAMAMIMIKA

Keluarga Pandis Potowayburu yang Hilang Datangi Kantor Bawaslu Mimika, Minta Rekapitulasi Distrik Dihentikan Sementara

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
412
×

Keluarga Pandis Potowayburu yang Hilang Datangi Kantor Bawaslu Mimika, Minta Rekapitulasi Distrik Dihentikan Sementara

Share this article
IMG 20240224 WA0060
Tampak keluarga korban dan masyarakat saat mendatangi Kantor Bawaslu Mimika, Sabtu (24/2).

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Timika, fajarpapua.com – Keluarga Anggota Pantia Pengawas Distrik (Pandis) Potowayburu Mimika Barat Jauh bernama Daud Kudiai yang dilaporkan menghilang sejak 11 Februari 2024 lalu, mendatangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mimika, Sabtu (24/2).

Kedatangan pihak keluarga bersama masyarakat tersebut meminta agar Bawaslu Mimika ikut memfasilitasi pencarian korban

Selain itu mereka meminta Bawaslu tidak menggelar rekapitulasi maupun pleno hasil perolehan suara di Distrik Mimika Barat Jauh sebelum korban ditemukan.

Pantauan fajarpapua.com di Kantor Bawaslu Mimika, pihak keluarga ditemui langsung ketua Bawaslu Frans Wetipo didampingi Kapolsek Mimika Barat Jauh dan Ketua Pandis bersama para anggota melakukan pertemuan. Sempat terjadi sedikit ketegangan dalam pertemuan tersebut namun ditutup dengan doa bersama.

Mewakili keluarga Oktovianus Dogopia mengatakan, korban menghilang dalam menjalankan tugas negara yaitu Pemilu. Oleh karena itu pihak keluarga meminta kepada Bawaslu, Pemerintah dan Keamanan harus mengambil tindakan.

“Korban hilang dalam posisi melaksanakan tugas negara jadi kami keluarga meminta Bawaslu, Pemerintah dan pihak-pihak penyelenggara Pemilu tanggung jawab memfasilitasi pencarian korban. Dalam pertemuan tadi kami berikan waktu hingga hari Selasa pekan depan. Selain itu proses rekapitulasi dan pleno distrik tidak boleh dilakukan sebelum korban ditemukan. Jika tidak kami tidak bisa lagi menahan keluarga dan masyarakat karena saya yang selama ini menahan agar tidak terjadi keributan,” katanya.

Ia menegaskan korban dalam keadaan sehat dan tidak ada sakit atau gangguan kelainan apapun. Dengan keadaan sehat tersebut keluarga memperbolehkan korban untuk menjadi Pandis dalam Pemilu.

“Anak ini dalam kondisi sehat tidak ada yang berbicara dia ini ada kelainan itu tidak ada. Kalau ada kelainan tidak mungkin keluarga lepas dia dan berangkat ikut jadi Pandis,” tegasnya.

Ketua Bawaslu Frans Wetipo mengatakan, setelah kejadian pihak Bawaslu terus melakukan komunikasi dengan keluarga. Pihaknya sudah memfasilitasi pencarian korban tetapi tidak ditemukan.

“Hari ini keluarga datang untuk bicarakan tindak lanjutnya bagaimana dan doa bersama di kantor hari ini,” katanya.

Ia mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi bersama Bawaslu Provinsi Pemerintah Daerah dan pihak keamanan terkait kejadian tersebut.

“Kami hingga saat ini masih berupaya dan terus berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi, Pemda dan Aparat Keamanan, kami tidak diam dan terus berupaya,” ungkapnya.

Terkait permintaan agar rekapitulasi dan pleno hasil Pemilu di Distrik Mimika Barat Jauh harus dihentikan sementara sampai korban ditemukan menurutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi dan pihak terkait lainnya.

“Kami harus koordinasikan dengan pimpinan kami untuk langkah baiknya seperti apa dan kami Bawaslu Kabupaten tidak bisa putuskan langsung,” tegasnya.

Untuk diketahui kronologi menghilangnya korban adalah, saat itu korban mengikuti rapat Persiapan Pemilu tanggal 11 Februari 2024 malam di Distrik Mimika Barat Jauh. Tidak lama mengikuti rapat kemudian korban keluar meninggalkan rapat dan hingga saat ini dinyatakan menghilang tidak diketahui keberadaannya.(ron)

Response (1)

  1. Sebelum Pemungutan Suara hilang tetapi Panwas dan KPU tidak Peduli dengan Nyawa Manusia.
    seharusnya PANWASLU dan KPU Mimika menunda Distrik yang dimaksud untuk Cari Korban dulu lalu lanjutkan lagi Beberapa Hari Berikutnya.
    PANWASLU DAN KPU MIMIKA Kurang Ajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *