Timika, fajarpapua.com- Sebanyak 127 orang mengikuti program pelatihan apprentice Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) PT Freeport Indonesia.
Dari 127 peserta 21 diantaranya adalah wanita yang akan mengikuti pelatihan operator alat berat, mekanik, pengelasan, miner, dan listrik.
Untuk peserta sendiri 80 persen merupakan anak Amungme dan Kamoro, sementara 20 persennya lagi berasal dari lima suku kekerabatan dan non OAP kelahiran Papua serta ber KTP Mimika.
General Supertenden IPN,Susan Kambuaya menjelaskan Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam investasi sosial di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui IPN.
Selain itu lanjutnya juga untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia asli Papua melalui program magang guna menciptakan tenaga kerja yang handal dalam berbagai bidang teknis yang dibutuhkan dalam dunia industri pertambangan.
“Program pelatihan magang akan berlangsung selama kurang lebih satu tahun ini akan dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu pelatihan di kelas atau off job training dan praktek lapangan atau on the job training,” ujar Susan usai pembukaan pelatihan di Gedung Multipurpose Kuala Kencana, Jumat (3/5).
Dikatakan sejak IPN berdiri pada 2003, telah melatih kurang lebih 4.000 orang lebih yang didukung oleh Community Affairs, LOD, PAD, dan Divisi/Departemen terkait di lingkup perusahaan dan kontraktor.
Sementara itu SVP Sustainable Development PTFI, Nathan Kum mengatakan, program IPN bisa berjalan karena adanya dukungan berbagai pihak, terutama Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) dan Lembaga Masyatakat Adat suku Kamoro (Lemasko).
“Kami berterima kasih kepada Lemasa, Lemasko dan YPMAK, sebab PTFI tidak bisa bekerja sendiri, kamipun butuh saling support agar bisa jalankan program ini,”ujar Nathan
Nathan mengungkapkan untuk program ini tercatat sebanyak 4.938 orang yang mendaftar dan hanya 130 orang yang terpilih.
Namun 3 peserta diantaranya mengundurkan diri, sehingga hanya 127 orang yang menjadi peserta pelatihan IPN.
“Ini adalah kesempatan, sehingga harus dipergunakan sebaik-baiknya karena banyak orang diluar sana, mengimpikan bisa mengikuti program IPN. Untuk itu, pesan saya, budayakan kedisiplinan, datang dan pulang harus tepat waktu, kami berharap selesai mengikuti pelatihan, peserta sudah memiliki skill yang siap dipakai di dunia kerja,” harapnya.
Sedangkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mimika, Paulus Yanengga mengucapkan terima kasih kepada Freeport yang sudah membuka kembali program pelatihan melalui IPN.
Ia mengingatkan agar peserta harus tetap disiplin, dan bertangung jawab, dengan mengikuti pelatihan hingga selesai.
“Mengapa saya tegaskan soal kedisplinan, karena Pemerintah pernah melakukan program yang sama dengan IPN melalui dana Otsus, namun kendalanya banyak peserta yang kemudian berhenti ditengah jalan, hanya karena mengkonsumsi Minuman Keras sehingga tidak hadir dalam pelatihan,”ucap Paulus.
Salahsatu peserta Ferderika Natkime (29) peserta dari Kampung Banti mengaku selama proses pendaftaran dirinya tidak mengalami kesulitan karena ia dibantu oleh tim dari IPN.
“ Proses pendaftaran kami dibantu dengan tim karena dilakukan secara online, selain itu, peserta dari Banti difasilitasi bis untuk akses transportasi ke Mimika,” ucapnya.
Dirinya berterima kasih kepada pihak PTFI yang sudah memberikan kesempatan untu masuk menjadi peserta pelatihan.
“Karena memang niat saya dari dulu untuk bekerja PTFI, semoga ini menjadi batu loncatan bagi saya,”pungkasnya. (moa).