Jayapura, fajarpapua.com- Sebanyak 489 Bintara Polri asal Papua dan Papua Barat angkatan 51 yang dilantik Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri di Sekolah Polisi Negara Base-G Kota Jayapura, Papua, Kamis (11/7) lalu resmi diberi nama Resimen Mokomale Dei Foi (MDF).
Nama Mokomale Dei Foi ternyata diambil dari bahasa Sentani, Kabupaten Jayapura yang memiliki arti “Polisi Yang Melayani Dengan Ikhlas”.
Kapilda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri mengatakan nama tersebut tidak ada kaintannya dengan apa-apa, hanya mungkin saja Biro Sumber Daya Manusia Polda Papua terinspirasi dari sosok dirinya yang selalu melayani dengan ikhlas di Tanah Papua.
“Nama itu Itu tidak ada kaitan dengan apa-apa. Mungkin nama ini juga terinspirasi setelah melihat sosok Kapolda yang selalu melayani dengan ikhlas di Tanah Papua, sehingga Biro SDM memakai dan mencari nama tersebut untuk menjadi nama batalion angkatan 51,” kata Irjen Fakhiri di Kota Jayapura, Kamis (18/7).
Sebutan itu diharapkan Irjen Fakhiri tidak hanya sekedar menjadi nama resimen atau batalyon, tetapi 489 Bintara Polri ini harus menjadi Bhayangkara sejati dan bisa menjadi contoh bagi juniornya untuk mengabdikan diri di kepolisian dalam melayani masyarakat Papua dengan ikhlas.
“Saya berharap jangan hanya jadi nama batalion saja, tetapi lakukan untuk menjadi jati diri kalian sebagai anggota Polri melayani di Tanah Papua,” tegas Fakhiri.
Irjen Fakhiri mengaku sangat bersyukur 489 pemuda asli Papua dan lahir besar di Papua mampu menuntaskan pendidikan di SPN selama 5 bulan.
Ia berharap ke depan bisa menjadi garda terdepan di Polda Papua dan Papua Barat untuk betul-betul melayani masyarakat dengan ikhlas.
“Mereka harus bisa menjadi jembatan penghubung antara Polri dengan masyarakat yang nantinya mereka layani,” ujarnya.
Kepada personel Resimen MDF, Irjen Fakhiri berpesan agar menjadi polisi yang baik, sebab Polri telah membentuk dan mempersiapkan mereka untuk turun langsung di tengah-tengah masyarakat Papua.
“Mereka inikan rata-rata semua asli Papua dan kelahiran Papua, jadi saya yakin tidak akan ada hambatan. Kedepan tentunya kami akan hadirkan sosok-sosok Bintara yang lahir besar di Papua untuk mengabdikan diri di Tanah Papua,” katanya.
Ia mengatakan sejak penerimaan 2021, 2022, 2023 dan 2024 sudah banyak anak-anak asli Papua dan lahir besar di Papua yang menjadi polisi.
Ini lanjutnya pasti akan betul-betul terjadi transformasi dari mereka ke saudara-saudaranya dan kami berharap akan lahir polisi profesional melayani di Tanah Papua.
“Jangan jumawa tetapi saya minta dukungan dari semua orang tua dan keluarga untuk mendukung mereka menjadi polisi yang baik. Menjadi polisi baik itu sederhana, yang penting dengar-dengaran sebagai mana ada dalam pelajaran agama apapun yakni marilah kita menjadi anak yang dengar-dengaran terlebih takut akan Tuhan,” tegas Fakhiri. (hsb)