Timika, fajarpapua.com – Usai di Kisckoff oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, Yayasan RUMSRAM salah satu pengelola program kampung sehat menggelar pelatihan fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dihotel Kanguru Timika, Rabu (22/1).
Kegiatan yang dibuka oleh Deputi Program YPMAK, Billy Korwa yang mewakili Direktur YPMAK tersebut akan berlangsung mulai 22-25 Januari 2024, dengan kegiatan meliputi Pemicuan, Teknik Fasilitasi, Pembuatan Closed, dan Penginputan Data STBM.
Bily Korwa mengatakan, tujuan pelatihan ini baik karena menyiapkan program yang akan dijalankan. Fasilitator adalah garda terdepan dalam perubahan, khususnya masalah STBM. Menurutnya masalah STBM menjadi masalah penting di Papua, terutama menyangkut ajakan ‘jangan buang air besar disembarang tempat’. Hal ini karena sangat mempengaruhi kesehatan secara luas, terutama lingkungan.
“Saya sudah di LPMAK sampai YPMAK 20 tahun. Tantangan di daerah terpencil adalah kondisi kesehatan lingkungan yang sangat kurang. Karenanya, dibutuhkan penguatan bagi masyarakat untuk melakukan perubahan. STBM sendiri suatu hal untuk mengajak masyarakat berubah menjadi lebih baik, khususnya masalah kesehatan,”katanya.
Bily menambahkan melalui kesadaran perubahan di masyarakat, diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup, terutama masalah kesehatan. Terlebih masalah membuang hajat seseorang ke jamban yang masih kurang,” ujarnya.
Kemudian Program Manajer Yayasan RUMSRAM, Timothius Rumansara mengatakan, pada program kampung sehat YPMAK pihaknya lebih kepada pelaksanaan STBM, yang lebih kepada mendorong perubahan perilaku masyarakat, terutama tidak membuang air besar sembarangan.
“Di program kampung sehat ini kita akan melakukan 3 hal, yakni advokasi ditingkat pemerintah untuk berkomitmen melaksanakan program STBM,”katanya.
Menurutnya pelatihan STBM bertujuan membentuk fasilitator baik tingkat kabupaten, distrik, maupun kampung. Dimana fasilitator akan dibekali teknik pemicuan, kegunaannya untuk mendorong masyarakat agar bisa berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Pada pelatihan ini juga peserta juga dilatih bagaimana melatih tim relawan agar bisa melakukan promosi kesehatan, khususnya lima pilar STBM. Setelah dilatih akan ada namanya pelaporan yang sudah dimasukkan ke dalam Dinas Kesehatan. Sehingga terjadi sinkronisasi dan bersinergi,”tuturnya.
Ia mengungkapkan setelah kami melakukan pelatihan selanjutnya turun ditingkat masyarakat melakukan identifikasi, verifikasi data, promosi kesehatan, dan bagaimana merangkul relawan STBM ditingkat kampung.
Jadi pihaknya mendorong agar masyarakat merubah perilaku kesehatannya dan dibutuhkan fasilitator dan relawan untuk menggerakkan masyarakat menuju perubahan yang lebih baik.
“Kita akan memberikan contoh pembangunan jamban dengan teknologi tepat guna. Sehingga bisa diadopsi oleh pemerintah dan masyarakat,”ungkapnya.(ron)