Nduga, fajarpapua.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melalui Batalyon Yuguru mengeluarkan peringatan keras kepada militer Indonesia untuk segera meninggalkan wilayah Yuguru, Nduga, yang saat ini digunakan sebagai tempat pengungsian oleh warga setempat. Jika permintaan ini tidak dipatuhi, TPNPB mengancam akan menyerang pos-pos militer Indonesia di wilayah tersebut.
Pernyataan ini disampaikan dalam siaran pers resmi Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB pada Rabu, 5 Maret 2025.
Menurut Mayor Soa Soa Karunggu, Komandan Operasi Batalyon Yuguru TPNPB, kehadiran militer Indonesia di wilayah Yuguru telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat pengungsi yang sudah mengalami trauma akibat konflik berkepanjangan. “Kami tidak akan mentolerir kehadiran militer Indonesia di wilayah ini. Ini adalah tempat pengungsian, bukan medan perang,” tegas Karunggu.
Sementara Sebby Sambom selaku Juru Bicara TPNPB menegaskan kehadiran pos militer di Yuguru tidak hanya bertujuan untuk mengontrol wilayah, tetapi juga diduga terkait dengan kepentingan pribadi beberapa pihak, termasuk Edison Gwijangge. Gwijangge yang disebut-sebut terlibat dalam pembebasan pilot asal Selandia Baru, Philip Marthen, pada September 2024 lalu.
“Kami minta kepada Edison Gwijangge dan Kepala Distrik Meborok untuk segera datang dan menyelesaikan masalah ini. Kehadiran militer Indonesia di sini sangat meresahkan masyarakat kami,” ujar Sambom.
TPNPB juga menyoroti pertemuan antara Kepala Distrik Meborok, petinggi militer Indonesia, dan Tim Taipur pada 9-11 Februari 2025. Dalam pertemuan tersebut, disebutkan bahwa sejumlah surat dan proposal telah diserahkan kepada Pangdam dan militer Indonesia yang berada di lapangan terbang Yuguru. Namun, TPNPB menilai langkah ini tidak menyelesaikan masalah, melainkan memperburuk situasi.
“Jika militer Indonesia tidak mengindahkan peringatan kedua kami, kami akan mengambil tindakan tegas terhadap pos-pos militer di Yuguru,” tegas Sambom. “Wilayah ini adalah tempat pengungsian, bukan medan perang. Kami meminta mereka segera meninggalkan wilayah ini.”
Siaran pers ini ditutup dengan peringatan keras bahwa TPNPB siap menghadapi militer Indonesia jika mereka tidak segera mundur.(red)