Jayapura, fajarpapua.com – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap pedagang yang menjual pangan berbuka puasa (takjil) di kawasan Entrop, Jayapura.
Sidak ini bertujuan memastikan keamanan dan kualitas produk yang dijual kepada masyarakat, terutama terkait pangan kedaluwarsa, produk tanpa izin edar (TIE), serta potensi kandungan bahan berbahaya.
Kepala BBPOM Jayapura, Hermanto, menyatakan pengawasan ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari konsumsi makanan yang tidak layak.
“Hari ini kami menguji 50 sampel dari pedagang di Terminal Entrop hingga Jalan Ampibi, Jayapura. Pengujian dilakukan berdasarkan parameter risiko untuk mendeteksi kemungkinan penyalahgunaan bahan yang membahayakan kesehatan,” ujar Hermanto, Jumat (14/3/2025).
Hasil uji sampel menunjukkan bahwa tidak ditemukan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, sehingga aman untuk dikonsumsi. Namun, masyarakat tetap diimbau memperhatikan kebersihan penjual, peralatan, serta penggunaan penutup makanan.
“Kita lihat mereka berjualan di pinggir jalan yang berdebu, sehingga kebersihan perlu menjadi perhatian. Dari segi bahan kimia, hingga saat ini masih aman. BBPOM Jayapura akan terus melakukan pengawasan setiap minggu bersama lintas sektor lainnya,” jelasnya.
Pada momen tertentu seperti Ramadan, Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru, BBPOM Jayapura meningkatkan intensitas pengawasan karena meningkatnya permintaan makanan dan banyaknya produsen yang berpotensi menyalahgunakan bahan pangan demi keuntungan.
Hermanto mencontohkan beberapa pelanggaran yang mungkin terjadi, seperti penjualan pangan kedaluwarsa, pangan rusak, dan produk tanpa izin edar.
“Sampai minggu ketiga ini, kami sudah melakukan pengawasan terhadap takjil, makanan di toko, distributor, dan pasar tradisional untuk memastikan pangan yang beredar aman bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dari hasil pengawasan selama tiga minggu terhadap 54 sarana yang diperiksa, ditemukan empat toko yang masih memajang produk kedaluwarsa.
“Namun, tidak ada indikasi kesengajaan. Hanya beberapa item yang ditemukan, bukan dalam jumlah besar. Jika disengaja, pasti stoknya lebih banyak,” pungkasnya.
(hsb)