BERITA UTAMAPAPUA

TPNPB-OPM Akui Tembak Anggota Kodim Yahukimo

601
×

TPNPB-OPM Akui Tembak Anggota Kodim Yahukimo

Share this article
Korban ditemukan tergeletak di pinggir jalan.

Timika, fajarpapua.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas aksi penembakan yang menewaskan seorang anggota Kodim Yahukimo dan seorang individu yang disebut sebagai agen intelijen di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Senin (16/6).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam rilis resmi yang diterima redaksi fajarpapua.com.

Dalam rilis itu, ia menyebut bahwa laporan resmi telah disampaikan oleh Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Brigjen Elkius Kobak, dan Komandan Operasi Mayor Kopitua Heluka.

“Pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo telah melakukan penembakan terhadap pasukan keamanan Indonesia serta agen intelijen militer,” tulis Sebby.

Aksi penyerangan tersebut dilaporkan terjadi di dua lokasi berbeda pada pagi hari.

Lokasi pertama berada di Jalan Seradala, tepatnya di Jembatan Kali Biru KM 4, Distrik Dekai, yang mengakibatkan tewasnya seorang prajurit TNI bernama Serka Segar Mulyana.

Lokasi kedua, yang belum dirinci lebih lanjut, disebut sebagai tempat tewasnya seorang agen intelijen militer.

“Kami siap bertanggung jawab atas penembakan terhadap anggota militer Indonesia berpangkat Bintara dan aparat agen intelijen tersebut,” tegas Sebby.

Ia juga menyatakan serangan itu merupakan bagian dari operasi yang telah direncanakan oleh TPNPB Kodap XVI Yahukimo, sebagai bagian dari perjuangan bersenjata yang terus berlangsung di tanah Papua.

Lebih lanjut, Sebby menyampaikan pesan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bahwa perang yang dilakukan oleh TPNPB di 36 Komando Daerah Pertahanan di seluruh wilayah Papua akan terus berlangsung hingga pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua.

“Jika pemerintah Indonesia ingin mengakhiri konflik di Papua, maka TPNPB mendesak agar Presiden Prabowo segera membuka ruang perundingan internasional dengan fasilitasi pihak ketiga yang netral,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak TNI maupun aparat keamanan terkait tanggapan atas klaim tersebut. (ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *