Jayapura, fajarpapua.com – Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, dr. Anton Mote mengungkapkan jumlah kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 2024, tercatat lebih dari 5.000 warga terinfeksi HIV/AIDS dari total populasi sebanyak 203.772 jiwa.
“Angka kematian akibat HIV/AIDS juga cukup tinggi,” ujar Anton Mote, Kamis (17/7/2025).
Menurut Anton, penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura belum optimal lantaran keterbatasan pembiayaan dan kegiatan. Dinkes telah berkoordinasi dengan Bupati dan Wakil Bupati Jayapura untuk segera membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayapura.
“Selama ini KPA di Kabupaten Jayapura belum ada. Kami harap ke depan organisasi mitra bisa membantu menjangkau daerah-daerah, seperti Distrik Airu yang tingkat transaksi seksnya tinggi. Kalau hanya dari Dinkes, kami tidak mampu menjangkau semua wilayah,” jelasnya.
Ia menambahkan, peran Puskesmas dalam promosi dan penanggulangan HIV/AIDS terus dioptimalkan, namun tetap memerlukan dukungan dari KPA. Rencananya, pada Desember 2025 mendatang, Bupati Jayapura akan meluncurkan pembentukan KPA agar program pencegahan dan sosialisasi bisa menyentuh hingga pelosok-pelosok kampung.
Anton menyebutkan, mayoritas pengidap HIV/AIDS berasal dari kelompok usia produktif dan orang asli Papua. Penyebab utama penularan adalah perilaku seks bebas, konsumsi ganja, dan minuman keras.
“Penularannya paling banyak melalui seks bebas. Kalau lewat jarum suntik atau narkoba suntik tidak terlalu dominan,” tandasnya. (hsb)
