BERITA UTAMAMIMIKA

Gejolak TPP di Mimika Timur, Bupati Rettob Revisi Aturan dan Tempuh Dialog

272
×

Gejolak TPP di Mimika Timur, Bupati Rettob Revisi Aturan dan Tempuh Dialog

Share this article
Bupati Mimika Johannes Rettob

Timika, fajarpapua.com – Pemerintah Kabupaten Mimika tengah menghadapi gejolak internal setelah puluhan pegawai Distrik Mimika Timur memprotes penahanan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP).

Bupati Mimika Johannes Rettob mengakui penahanan TPP tersebut terkait penerapan kembali Peraturan Bupati (Perbup) yang dibuat pada era kepemimpinan sebelumnya, menyusul temuan audit Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

iklan
iklan

“Ini terkait Perbup lama yang mulai diterapkan ulang. Ada temuan KPK soal TPP dan aturan sebelumnya yang tidak dijalankan dengan baik, sehingga menimbulkan ketidakpuasan,” jelas Rettob, Selasa (12/8).

Rettob mengungkapkan, meski telah dilakukan sosialisasi, banyak pegawai yang belum memahami aturan tersebut sehingga wajar jika muncul reaksi keras.

“Saya sendiri baru membaca detail peraturannya. Wajar bila pegawai kaget dan protes ketika TPP-nya ditahan tiba-tiba. Tapi ini bukan masalah tanpa solusi,” tegasnya.

Ia menegaskan, penahanan TPP bukan bentuk hukuman, melainkan langkah penertiban menyusul temuan KPK terkait ketidaksesuaian pemberian tunjangan.

Untuk meredakan ketegangan, Rettob telah memerintahkan Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) bertemu dengan perwakilan pegawai guna menjaring aspirasi dan mencari titik tengah.

Menurut Rettob, kebijakan ini sejalan dengan upayanya menegakkan disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sejak awal masa jabatannya, ia menekankan pentingnya kehadiran fisik pegawai di wilayah tugas, pemanfaatan teknologi seperti internet Starlink di kantor distrik, serta pembangunan Mimika Center sebagai basis integrasi data dan monitoring kinerja ASN.

Distrik Mimika Timur yang berpusat di Mapurjaya memiliki populasi 11.767 jiwa (data 2024) dan termasuk wilayah strategis dengan beban kerja tinggi serta akses infrastruktur terbatas dibanding distrik pusat seperti Mimika Baru.

“Solusi terbaik adalah dialog. Saya sudah meminta kepala tata pemerintahan untuk duduk bersama, membahas masalah ini, dan merevisi aturan yang bermasalah. Pemerintah hadir untuk mendengar, bukan menghakimi,” kata Rettob.

Ia menambahkan, reformasi birokrasi yang digencarkan, termasuk penyesuaian jabatan ASN sesuai pangkat, merupakan upaya jangka panjang untuk membangun pemerintahan Mimika yang lebih profesional. (moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *