Timika, fajarpapua.com – Ramainya pembeli di Kawasan Kuliner Pasar Sentral Timika terutama saat malam hari ternyata tidak membuat sebagian pedagang ingin ikut direlokasi ke tempat tersebut. Hal ini tidak terlepas para pedagang menggunakan MiFood (layanan Mijek) untuk berjualan makanannya.
Seperti keterangan Ny Finda. “Kalau kami pindah kesana otomatis pembeli MiFood akan mati karena ongkos kirim yang mahal. Kita sudah cek langsung yang paling ramai hanya malam minggu,” keluhnya.
Terkait hal itu beberapa waktu lalu team Fajar Papua mengkonfirmasi langsung ke Kadisperindag Mimika, Michael Gomar. Menurutnya relokasi tersebut tidak dipaksakan.
“Yang mau pindah silahkan dan yang tidak silahkan, cuman kami mempunyai kuota di sini yang sewaktu-waktu bisa ditutup. Jadi buat yang masih bertahan diluar suatu waktu kami akan menutup pendaftaran pedagang untuk masuk kesini,” bebernya.
Namun disisi lain pihak Satpol PP tetap melakukan penertiban semua PKL tanpa terkecuali. Ketika dikonfirmasi, salah seorang petugas Satpol PP mengemukakan, dalam hal penertiban pihaknya sangat tergantung pada Disperindag. “Kami tergantung Disperindag saja,” ungkap Senior Satpol PP, Mathius Way.
CEO PT.Mijek Transport Indo, Izzy meminta agar dapat diberikan win-win solution atas masalah tersebut. Karena menurut dia Mijek lahir untuk mendorong dan menopang UMKM khususnya kuliner agar bisa berkembang.
“Jika semua merchant dipaksa untuk pindah kesana ini jelas akan mematikan bisnis mereka untuk MiFood (Layanan beli makanan online lewat aplikasi) karena terlalu mahal,” tukasnya.
Dikatakan, merchant MiJek yang terdaftar tidak ada yang menyalahi aturan Pemerintah saat ini, dimana mereka menjual makanannya didepan ruko atau toko yang mereka sewa
“Jadi tidak ada pungli seperti yang pernah diberitakan. Kami minta sekali lagi ada jalan keluar bersama dari masalah ini,” bebernya.(isa)