Timika, fajarpapua.com – Dua perawat RSUD Mimika berinisial A dan O, sekitar pukul 04.00 WIT Selasa (26/1) dini hari, dianiaya WN. Akibatnya, kedua korban mengalami luka memar pada bagian wajah.
Sementara WN sudah diamankan aparat Polsek Mimika Timur (Miktim).
Humas RSUD Mimika, Lucky Mahakena ketika dikonfirmasi Fajar Papua, Selasa sore mengemukakan, kasus penganiyaan itu bermula ketika sekitar pukul 03.00 WIT Selasa dini hari, WN dan keluarga mengantar pasien yang sedang sakit ke RSUD Mimika.
“Rupanya pasien ini adik pelaku, jadi saat dibawa ke RSUD memang kondisinya sudah parah,” ungkap Lucky.
Dikatakan, tidak sampai satu jam di UGD RSUD, pasien meninggal dunia. Hal inilah yang memicu kemarahan WN yang merupakan kakak almarhum.
“Mungkin karena terharu atau sedih karena adiknya meninggal dunia jadi WN marah dan memukul dua perawat kami,” ujarnya.
Meskipun memahami perasaan pelaku, namun Lucky menegaskan tindakan itu tidak bisa dibenarkan.
“Ini kurang bagus, perawat tidak bisa diperlakukan seperti ini. Kami sudah tangani pasien sesuai SOP. Tim medis sudah maksimal, tapi yah karena sudah parah dan mungkin sudah ajal jadi pasien meninggal. Jangan sampai jadi kebiasaan tim medis selalu jadi sasaran kesedihan,” tukasnya.
Tidak hanya menganiaya perawat, WN juga menendang kaca UGD RSUD hingga kaca pecah.
“Kaca itu mahal. Setelah tendang kaca kakinya luka. Malah kami bantu jahit,” tukasnya.
