Timika, fajarpapua.com – Densus 88 atau Detasemen Khusus 88 berdiri pada Tahun 2003 melalui Skep Kapolri No. Pol: Kep/30/VI/2003, Angka 88 itu sendiri berasal dari kata ATA (Anti-Terrorism Act) dalam bahasa Inggris berbunyi Ei Ti Ekt (Eighty Eight) dan diresmikan Pada 26 Agustus 2004.
Secara struktural, Densus 88 di tingkat pusat berada di bawah Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, dipimpin oleh seorang Komandan Detasemen berpangkat Brigjen Pol dan dibantu oleh Wakil Detasemen (Waden). Sedangkan di tingkat Polda, Densus 88 berada di bawah Direktorat Detektif (Dit Serse).
Densus 88 AT Polri adalah salah satu dari unit kontraterorisme di Indonesia, di samping Satuan Perlawanan Teror Pasukan Gegana Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia, Satuan 81 Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Detasemen Jalamangkara Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, Satuan Bravo 90 Korps Pasukan Khas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dan Unit Intelijen Khusus Badan Intelijen Negara Republik Indonesia.
Polda Papua Tangkap Seorang Pria di Abepura(Opens in a new browser tab)
Dalam praktiknya, Densus 88 bertugas menjalankan fungsi intelijen, pencegahan, penyidikan, penuntutan, dan bantuan operasional dalam rangka penyidikan dan penyidikan tindak pidana terorisme. Tak hanya itu, Densus 88 juga berwenang menangkap terduga teroris dan menetapkan tersangka.
