BERITA UTAMAMIMIKA

Tidak Ada Dampak Positif Satu Arah Jln Budi Utomo, Pembeli Menumpuk di Pasar Gorong – gorong, Forkopimda Harus Turun Tangan

cropped cnthijau.png
10
×

Tidak Ada Dampak Positif Satu Arah Jln Budi Utomo, Pembeli Menumpuk di Pasar Gorong – gorong, Forkopimda Harus Turun Tangan

Share this article
Suasana ramai di pasar gorong gorong timika
Suasana ramai di pasar gorong gorong timika

Timika, fajarpapua.com – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Mimika diharapkan segera mengevaluasi kembali kebijakan Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika perihal satu arah Jln Budi Utomo.

Pasalnya, kebijakan tersebut nyaris tidak melahirkan dampak positif selain memindahkan kemacetan Jl Budi Utomo ke Jalan Yos Sudarso.

Klik iklan untuk info lebih lanjut

Sejumlah dampak lain yang dirasakan warga selama sepekan ini, selain ruas Jalan Yos Sudarso macet, Pasar Sentral lengang, Jln Serui Mekar terisolasi, jarak tempuh dalam kota Timika jauh yang memicu kenaikan tarif ojek, pedagang Jln Budi Utomo mengeluh ketiadaan pembeli, ternyata muncul fenomena baru pembeli menumpuk di Pasar Gorong-gorong.

Markus Rosbal warga Busiri Ujung saat ditanyai fajarpapua.com alasan dirinya berbelanja di Pasar Gorong-gorong meskipun akses ke Pasar Sentral dekat, ternyata setelah pemberlakuan satu arah Jln Budi Utomo, akses mereka ke Pasar Sentral menjadi sangat jauh.

“Saya keluar dari Busiri Ujung terus ke Jalan Budi Utomo sampai depan SMP Negeri 2 belok ke Jalan Pendidikan. Sampai di lampu merah Pasar Lama, daripada saya balik ke Pasar Sentral sangat jauh mending langsung di Pasar Gorong-gorong,” ujarnya, Rabu pagi.

Pernyataan serupa disampaikan sejumlah warga yang mengunjungi Pasar Gorong-gorong pada Rabu pagi.

“Kami banyak dari Patimura Ujung, Kartini Ujung, Busiri Ujung, Timika Indah, lebih dekat belanja ke sini karena kalau putar lagi ke Pasar Sentral sangat jauh,” ujar seorang pembeli yang enggan dikorankan namanya.

Sementara seorang pembeli lainnya, Yulius Lopo yang merupakan Pemred media Salam Papua mengeluhkan hal serupa.

“Sekarang Pasar Gorong-gorong padat sekali, kita tidak bisa parkir motor karena sesak, orang harus parkir di luar jauh sebelum masuk pasar,” pungkasnya.

Ia meminta Forkopimda segera mengevaluasi kebijakan itu. “Hampir tidak ada dampak positifnya karena hanya memindahkan kemacetan dari Budi Utomo ke Yos Sudarso, lalu pembeli menumpuk di Pasar Gorong-gorong, itu saja,” ungkapnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *