Timika, fajarpapua.com – Andri Abdul Rohman adalah peraih emas pertama di Klaster Mimika di Cabang Olahraga (Cabor) Terbang Layang PON XX Tahun 2021 dengan nomor Precision Landing Single Seater Putra untuk grup A.
Andri yang dikenal dengan nama “Ablay” di kalangan teman-teman di Cabor Terbang Layang, merupakan pria kelahiran Subang, Jawa Barat, 8 April 1991.
Ia mulai bergabung di PON XIX Jabar Tahun 2016. Saat ini ia sudah berusia 30 tahun dengan status berkeluarga dan mempunyai anak kembar, istrinya akan segera melahirkan anak ketiga.
Kepiawaian Andri saat menerbangkan pesawat terbang layang sudah didapatnya sejak ia sekolah di SMK Penerbangan Angkasa Kalijati Tahun 2007, kemudian mengikuti pendidikan di Pusat Terbang Layang (Terla) Lanud Suryadarma Kalijati.
“Waktu itu ada ekstrakurikuler untuk bisa ikut kelas terbang layang, akhirnya saya bisa bergabung dan saya bisa berdiri di sini sekarang,” ucapnya saat di wawancarai pada Minggu (26/9/2021) di Bandar Udara Mosez Kilangin Timika, Papua.
Ia bercerita, pada saat hendak mengikuti pendidikan, ia hampir tertunda dikarenakan mengalami kecelakaan motor sehingga tidak berangkat ke Solo. Tetapi karena tekad yang kuat, hanya dalam waktu seminggu ia sembuh dan bisa berangkat ke Solo, sehingga dapat mengikuti pendidikan dengan predikat baik.
“Dari situlah awal karir saya di terbang layang, dan waktu itu ada tawaran untuk bergabung di Sulut untuk Kejuaraan Nasional (Kerjunas) Pra Kualifikasi 2007,” kisahnya.
Setelah lulus dari Pendidikan, Andri mendapat tawaran untuk mengikuti Kejurnas pertama pada kualifikasi PON Kaltim Tahun 2008 mewakili Sulawesi Utara (Sulut) dan PON Riau Tahun 2012 mewakili Banten, tetapi pada kedua even tersebut ia tidak lolos karena keterbatasan untuk latihan.
Lalu kemudian di Tahun 2015, barulah ia kembali bergabung dengan Papua diajak oleh Paul Graham Mnusefer yang sekarang adalah pelatih sekaligus juga adalah bapak angkat Andri.
“Beliau adalah sosok yang sangat penting dalam hidup saya, sudah seperti orang tua saya sendiri. Pak Paul yang selalu memberikan motivasi buat saya,” katanya.
Tahun 2015 Andri ikut kualifikasi PON Jabar Tahun 2016 dan lolos di nomor pertandingan precision landing, tetapi gagal meraih medali karena finish di urutan ke-5. “Dari situlah saya termotivasi untuk bisa lebih giat berlatih agar saya bisa berprestasi di terbang layang,” lanjutnya.
Kemudian di Kejurnas 2017, Andri meraih 2 medali perunggu, lalu disusul pada hari ini PON XX Tahun 2021 ia mendapat medali emas.
“Saya persembahkan untuk rakyat Papua, keluarga dan tim. Sa cinta Papua dan berharap bisa tinggal di Papua dan dapat perhatian dari Pemerintah, kiranya bisa jadi ASN,” ungkapnya. (HumasPPM/Yunita simon)