Karena kisah itulah ia mengatakan para atlet setiap kali selesai tampil selalu menangis. Mereka menangis bukan karena cenggeng namun bahagia dan terharu atas pencapaian mereka selama ini. Mereka tidak pernah menyangka bisa bertahan hingga saat ini di PON XX Papua.
“Kita biasa dibantu oleh perguruan kalau ada kekurangan kita sharing ke sana, tetapi kalau kesulitan teknik harus ada yang betul-betul melatih kita di lapangan tapi terus terang ini tidak ada,” imbuhnya.
Bahkan untuk seni gerak pun kontingen Papua tidak memiliki pelatih khusus. Selama ini mereka hanya berlatih mandiri.
“Kita sendiri jadi kadang-kadang atlet selesai tampil menangis karena terharu, yang tadinya kita ragu tidak bisa tetapi berjalan baik. Puji Tuhan, DIA menyertai kita selama ini. Inilah kondisi kita di lapangan dan kalau dikisahkan panjang sekali. Tentunya sudah di final Alex Asyemrem sudah harus siap,” tukasnya.
(Humas PPM/Elfrida Sijabat dan Ronald Renwarin)