BERITA UTAMAMIMIKA

Catatan Tour Krew Fajar Papua Menuju Teluk Triton : Kolam Sisir, Destinasi Beken Kesan Hari Terakhir (habis)

cropped cnthijau.png
13
×

Catatan Tour Krew Fajar Papua Menuju Teluk Triton : Kolam Sisir, Destinasi Beken Kesan Hari Terakhir (habis)

Share this article
Para krew fajarpapua foto bersama di Kolam Sisir. Foto (izzy)
Para krew fajarpapua foto bersama di Kolam Sisir. Foto (izzy)

Kolam Sisir, begitu nama destinasi wisata pesisir Kaimana yang kini sedang naik daun. Krew fajarpapua.com pada Jumat (18/11) berkesempatan mengunjungi pesona alam di sisi timur wilayah Kaimana itu.

ads

Trip menuju Kolam Sisir dimulai sekitar pukul 13.15 siang. Sebelum menjelajahi wilayah unik itu, krew menikmati bakso ikan. Kaimana juga dikenal dengan bakso ikannya yang memanjakan lidah.

Yang unik dari bakso ikan Kaimana adalah larutan lemon asli yang dipakai dan bukan cuka botolan. Selain itu, pentolan ikan segar menambah kekhasan rasanya.

Jarak Kolam Sisir dari pusat Kota Kaimana hanya sekitar 20 menit jika ditempuh menggunakan kendaraan roda empat. Tapi bukan jarak yang menjadi soal coiii,,, menuju Kolam Sisir mengasah adrenalin pemirsa.

Dimulai dari tikungan sempit pertama melewati kampung Kebun Kelapa, menanjak disisi bukit, dari situ kita bisa melihat pemandangan kota Kaimana dari ketinggian.

Setelah sampai di puncak bukit, dua unit mobil yang kami tumpangi mulai bertarung dengan medan jalan yang memacu degupan jantung.

Nafas ikut tersengal. Sebab jalan menuju Kolam Sisir ibarat permainan roller coaster. Tanjakan yang tinggi kemudian turunan yang tajam membuat sopir harus ekstra hati-hati.

Putri yang baru pertamakali keluar Timika dan juga baru pertama mengalami situasi jalan seperti itu was-was. “Pak Sopir, tolong pelan-pelan saja jangan kencang, saya takut,” pintanya.

Memang sih, jalan utama sudah ditutupi aspal. Namun ada titik sepanjang 30 meter masih tersusun dari batu kapur. Belum termasuk jalan rusak.

Kalau dihitung-hitung ada sekitar enam turunan dan tanjakan. Sebelah kanan jurang sedangkan sebelah kiri tebing gunung. Benar-benar memacu adrenalin.

Jalan utama yang amblas itu merupakan satu-satunya akses sehari-hari yang dipakai oleh masyarakat lokal menyeberang dari pulau sekitar menuju kota Kaimana.

Setelah nyali sempat menciut, tiba di Kolam Sisir rasa kagum seakan pecah. Amazing man!!!

Disitu berlabuh tidak lebih dari 10 perahu milik warga setempat.
Masyarakat lokal dari pulau seberang biasanya menumpangi jhonson yang berlabuh di ujung Kolam Sisir yang teduh. Dari situlah mereka menumpangi motor atau angkutan umum menuju Kota Kaimana.

Sayangnya, bukan hanya jalanan yang rusak, lagi-lagi signal internet di Kolam Sisir hilang. Lokasi Kolam Sisir yang tepat berada di belakang gunung menyulitkan jangkauan signal.

Perjalanan dilanjutkan sekitar 300-meter ke arah dermaga. Disitu terdapat satu-satunya gazebo yang dibangun pemerintah sebagai tempat berteduh pengunjung.

Pak sopir selaku pemandu perjalanan mengaku gazebo itu baru saja dibangun.

Kami berhenti di pelabuhan beton dekat gazebo. Di ujung pelabuhan terdapat empat tiang lampu, rupanya tidak berfungsi.

Karen kembali mulai aktifitas snorkling melihat ikan-ikan yang berenang kian kemari. Beribu ikan warna warni berebutan roti yang dilempar Sahirol.

Meski di pesisir laut Kolam Sisir cukup dalam. Pak Mustofa mencoba meraih dasar laut namun gagal.

Sedangkan pak Izzy kembali memancing. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tak seekorpun ikan mendekati umpan. “Kalau buang roti mereka serbu tapi kalau buang umpan mereka lari, kayaknya ikan di sini sudah sarjana semua,” seloroh Izzy yang disambut tawa para krew lain.

Selama kami disana, hanya ada dua kendaraan umum yang lewat, dipenuhi penumpang dari kampung seberang.

Sesekali juga ada perahu panjang yang pulang pergi mengantar penumpang, entah darimana mereka.

Puas berenang di Kolam Sisir, krew menikmati bekal makanan di gazebo.

Setelah makan, rombongan beranjak pulang takut tanjakan licin. Langit berwarna kelabu, sebentar lagi hujan akan datang.

Sebelum berangkat pulang, kami sempat mengabadikan moment bersama di tepian Kolam Sisir.

Kami melanjutkan waktu libur yang tersisa di Kaimana, hingga akhirnya tanggal 21 November, bersama KM Tatamailau krew kembali ke Timika.

Banyak kenangan yang membekas dalam memori. Kaimana memang top, apalagi ikan segarnya benar-benar menggoda kami untuk kembali.

Sayonara, sampai jumpa di lain kesempatan.(penulis : Anita, editor : Stefanus Ambing)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *