BERITA UTAMAPAPUA

Tiga Kabupaten Papua Masuk PPKM Level 3, Pemerintah Tingkatkan Vaksin Booster, Bagaimana Dengan Timika?

cropped cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
8
×

Tiga Kabupaten Papua Masuk PPKM Level 3, Pemerintah Tingkatkan Vaksin Booster, Bagaimana Dengan Timika?

Share this article
Menko Airlangga Hartato
Menko Airlangga Hartato

Jakarta, fajarpapua.com – Tiga kabupaten dan kota di Provinsi Papua saat ini berada di Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 bersama sejumlah kota lainnya di Indonesia.

Ketiga kota dan kabupaten di Provinsi Papua masing-masing Kota Wamena di Jayawijaya, Kabupaten Yapen dan Kota Jayapura.

ads

Penerapan PPKM Level 3 di tiga kabupaten kota di Papua tersebut sudah mulai diberlakukan pada 1 hingga 14 Februari 2022.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat mengumumkan memperpanjang Pemberlakukan PPKM di luar Jawa dan Bali.

Selain itu, Menko Airlangga dalam kesempatan itu juga mengumumkan PPKM level 3 di tiga wilayah di Provinsi Papua.

Tiga wilayah di Papua yang berada di PPKM level 3 adalah Kota Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Kepualauan Yapen dan Kota Jayapura.

Namun demikian hingga saat ini, tidak ada kabupaten dan kota di Provinsi Papua yang berstatus PPKM level 4.

“Level 3 ada tiga kabupaten dan kota yakni Jayawijaya, Yapen dan Kota Jayapura,” kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin (31/1) lalu.

Penetapan status level 3 tersebut berlaku sejak 1 Februari – 14 Februari 2022.

Selain ketiga wilayah tersebut, di luar Jawa-Bali, terjadi penurunan tingkat level PPKM. Di level 1 menjadi 164 kabupaten/kota dan di level 2 ada 219 kabupaten/kota.

“PPKM 1-14 Februari 2022, ada sejumlah kabupaten, kota yang level PPKM-nya menurun,” kata Airlangga Hartarto.

Terkait hal ini, Menko Airlangga mengungkapkan, berdasar perintah Presiden Joko Widodo, percepatan pemberian vaksin tambahan (bosster) di luar Jawa-Bali harus ditingkatkan.

“Saat ini pemberian vaksin tambahan di Jawa-Bali sudah mencapai 2,3 persen. Sementara itu di luar Jawa-Bali baru mencapai 1,6 persen. Ini yang akan didorong pemerintah agar bisa seimbang dengan yang di Jawa-Bali,” tutupnya.

Sementara di Kota Timika menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra saat ini tidak ada satupun rumah sakit di Timika yang tercatat merawat pasien dengan gejala Covid-19.

Namun lanjut Reynold, tercatat terdapat 15 orang yang melakukan isolasi masing-masing satu orang di rumah sakit dan 14 lainnya isolasi mandiri.

Dari catatan, kasus yang ada saat ini sebagian besar merupakan para pelaku perjalanan.

“Berdasar data dari 15 kasus yang tercatat, 12 kasus diantaranya berasal dari karyawan di lingkungan Freeport dan semua tanpa gejala,” lanjutnya.

Sementara 3 orang yang memiliki gejala yang ada di Kota Timika saat ini menjalani isolasi mandiri dan mendapat pengawasan dari petugas kesehatan dari Puskesmas terdekat.

“Artinya, tidak ada pasien gejala berat atau kritis. Tempat tidur di rumah sakit juga masih kosong, dan kami berharap tidak ada pasien yang dirawat di rumah sakit,” jelasnya. (an/feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *