Timika, fajarpapua.com – Robert melanjutkan, sampai tahun 2021, PT Freeport Indonesia telah menanam sebanyak 2.500.000 propagule mangrove pada area seluas 450,95 hektar dengan pusat penanaman di pulau Waii, muara sungai Ajkwa.
“Dalam bahasa Kamoro daratan baru ini disebut dengan ‘waii’ dan kandungannya tidak sepenuhnya tailing tetapi ada sedimen alami yang tercampur. Tailing halus ini sangat cocok dengan habitat mangrove karena tailing halus itu bentuknya lumpur,” jelasnya.
Dikemukakan, ekosistem mangrove yang terbentuk secara tidak langsung menyeimbangkan ekosistem muara dengan hadirnya burung-burung liar yang menjadikan lokasi tersebut sebagai sarang.
“Jadi tempat yang tadinya kosong itu bisa menjadi ramai oleh berbagai satwa,” ucapnya.
Menurut Robert, tingkat keberhasilan program penanaman mangrove hampir mencapai 90 persen. Untuk itu agar akar mangrove tidak mudah rusak saat adanya abrasi maka kedalaman tanam diatas 15 centimeter.(bersambung)
